Kali ini aku akan menceritakan tentang pacarku, Hhm, ga! Sekarang
udah jadi mantan. Entah kenapa bisa jadi mantan. Padahal jujur aja aku masih
sayang banget sama dia. Ok tar aja sayang sayangannya. Aku mau nyeritain awal
kita ketemu, sampai saat ini aku udah ga jadian sama dia. Check this out!
Pertama kali aku liat dia, waktu ada program pengembangan diri
fisika, bahasa kerennya excul fisika. Emang sejak awal aku suka fisika, makanya
aku ikutan. Disanalah aku pertama kali ngeliat dia. Seorang cowo kurus, sedikit
lebih tinggi dari aku dan yang paling aku suka, dia make kacamata. Kacamatanya
keren, aku suka, itu nambah nilai ++ dari aku. Sebenarnya ini bukan pertemuan
pertama pada excul fisika. Ini udah pertemuan yang berkali kali dan anenya
kenpa dia baru muncul sekarang? Apa dia cuma iseng doang masuk excul ini? Waktu
itu dia datang bersama teman-temannya, satu diantaranya aku kenal. Namanya
Restu. Dia anak olimpiade fisika di sekolahku dan sering menang kalo ada
olimpiade. Dengan gitu, aku bisa tau kalo dia itu adalah kakak kelasku. Hari
itu aku blom bisa tau siapa namanya. Dan excul fisika berjalan membosankan
seperti biasanya, karna yang ngajar udah tua. Maap buat guru fisikaku^^.
Pertemuan pertama hanya sampai disana.
Oiya, aku lupa ngenalin sekolahanku. Aku sekolah di SMA N 1
Pariaman. Dan sekarang itu sekolah udah berstandar Internasional. Ok, lanjut!
Aku jarang ngeliat dia di sekolah. Tapi aku tetap nyuri nyuri pandang kalo ada
segerombolan yang lewat. Apalagi kalo ada Restu disana. Aku menyimpulkan mereka
adalah teman baik. Makanya aku selalu meratiin Restu juga. Berhari hari
invesigasiku ga membuahkan hasil. Sampai hari Sabtu pun tiba (excul
dilaksanakan tiap Sabtu, jam 10 keatas). Sabtu ini hanya ada Restu. Maksudku,
dari segerobolan yang kemaren datang bersama, hanya ada Restu. Hhuft, ini bener
bener nyiksa aku! Aku penasaran sama dia. Dan rasa sebel ini menambah rasa
suntukku untuk belajar fisika dengan guru yang tua ini -_-.
Hari hari selanjutnya aku udah mulai lupa untuk nyari tau tentang
bocah itu. Huh! Menyebalkan. Sampai suatu hari, aku ngeliat dia bersama teman
temannya di persimpangan sekolah yang ada penjual teh poci. Mereka nongkrong
disana dari pulang sekolah. Entah sampai kapan, yang jelas aku sampai bosan
meratiin mereka disana. Setelah aku peratiin, ternyata ada Restu juga disana.
Ada beberapa kakak kelas yang aku kenal dan tahu mereka. Ya! Mereka adalah anak
anak dari kelas SBI, kelas yang katanya bahasa latarnya menggunakan bahasa
Inggris. Oke! Berarti dia pinter. Aku suka sama cowo yang pinter. Bagi aku,
cowo yang pinter itu, sexy! Ga tau kenapa. Lanjut! Huhhh! Mau sampai kapan aku
meratiin mereka begini. Ini udah lama banget dan udah berjam jam mereka
nongkrong disana. Kalo aja mereka ngeborong dagangan si abang teh poci ya
gapapa, ini malah cuma beli satu. Aku pun memilih untuk membiarkan mereka
disana, dan pulang.
Hari pun berjalan hingga tiba di hari Sabtu. Aku masuk excul
fisika seperti biasa. Dan disana ada Restu (tentu saja). Hatiku bertanya tanya,
mana bocah yang selalu buat aku penasaran itu? Seperti biasa, aku kembali
kecewa karna dia tidak masuk. Guru pun mulai menerangkan tentang gerak lurus,
gerang melingkar dan berbagai gerak yang aneh aneh namanya. Ditengah guru
menerangkan ada segerombolan anak laki laki yang memasuki kelas. Aku tersenyum,
karna diantara mereka ada anak itu, anak yang selalu membuat aku penasaran.
Senangnya lagi, dia duduk didepanku. Entah seperti apa rupaku saat itu. Selalu
senyum senyum ketika dia duduk didepanku.
Guru pun menyuruh kami menulis nama masing masing di lembar
doblefolio, secara berurutan dimulai dari barisan terdepan, guna untuk
mengambil absen. Senang sekali, jadi aku bisa tau nama anak ini. Dia pun sudah
menulis namanya. Sekarang absensipun terus berjalan. Sampai pada giliranku. Aku
menulis nama, setelah itu aku menghitung urutan nama sampai tiba diposisi dia.
Lalu aku hitung pula urutan nama yang ada di lembar absensi. Senyumpun merekah
kembali di bibirku. Sekarang aku tau bahwa namanya, Almas Septiadi.
Dia pertama kali melihatku, ketika sekolah sedang mengadakan gotong
royong di sekolah. GORO ini biasa dilakukan sekolah guna meningkatkan
kebersihan sekolah. Dan biasanya rutin dilakukan. Lanjut! Dia melihatku
dibelakang sekolah, bersama sama teman sekelasku (dalam membersihkan sekolah,
kami dikelompokan beradasarkan kelas, sehingga satu kelas, membersihkan 1
bagian dari sekolah, kebetulan kelasku mendapat bagian di belakang sekolah,
dimana bersebelahan dengan tempat wudu anak laki laki). Dia melihatku
mengenakan pakaian olah raga, namun menggunakan celana training yang berbeda
dari seragam sekolah. Saat itu lah dia senang meliahatku. Dan dia ga mau
ngalihin pandangannya. Menurut pernyataannnya, dia yang lebih dulu melihatku.
Dan dia langsung suka melihatku. Jujur saja ketika ngetik tulisan ini aku jadi
senyum senyum.
Waduh, aku lupa tentang bagaimana dia tau namaku. >> skip
Seperti biasa, olimpiade fisika dilakukan tiap tahunnya. Dan
biasanya peserta yang diambil adalah dari kelas excul fisika. Karena pengikut
kelas ini tergolong sedikit dan panitia meminta anggotanya juga ada yang dari
kelas 1 (ketika itu aku kelas 1 SMA dan kakak kelas itu 2 SMA), maka guru pun
memintaku untuk ikut berpartisipasi dalam olimpiade ini. Jujur saja aku takut,
karna aku ga berpengalaman dalam hal seperti ini. Aku bukan Restu yang bisa
menjawab soal soal aneh ini. Soal yang hanya sebaris, namun jawabannya bisa
berlembar lembar. Karna guruku sudah meminta dan minimnya siswa dari kelas 1,
maka aku meng-iya-kan permintaan si guru ini. Dan tidak disangka ternyata anak
laki laki itu juga diajak oleh guru. Guru memanggilnya Aldi. Mungkin itu adalah
nama panggilannya. Aku perhatiin ga ada kata kata Aldi dalam namanya itu, tapi
ya bodo amat lah, siapapun namanya, yang pasti hari itu aku senang, karna
dengan ikutnya dia dalam kegiatan olimpiade ini, kelas ini jadi ga membosankan
lagi.
Pelatihan pun rutin dilaksanakan dan rutin aku ikuti, tentu saja
Aldi juga ikutan. Banyak waktu yang kami habiskan bersama (kami=satu tim
olimpiade, memang bukan kami berdua, namun jika ada dia, aku tetap senang).
Dalam pelatihan itu pun banyak hal hal lucu yang aku lihat. Salah satunya,
ketika Aldi akan menjawab soal ke depan kelas. Entah apa yang menempel di
celana bagian bokongnya. Itu terlihat menjijikan, namun entah kenapa aku malah
tertawa melihatnya. Bukan hanya aku, namun seisi kelas juga tertawa kecil
sekaligus geli melihat itu. Untung saja jawaban yang diberikannya benar. Jadi
dia ga terlalu malu karnanya. Sebenarnya dia ga akan tau, kalo guru ga nanya
kenapa celananya bisa kotor seperti itu. Dia malu pastinya.
Hari H pun tiba. Kami berkumpul di sekolah. Di sekolah pun udah
ada angkot yang di carter buat nganter kami ke lokasi ujian. Lokasinya di SMP N
4 Pariaman. Waaaw, di sana rame banget. Pastinya itu orang pinter pinter semua.
Dan ga cuma anak olimpiade fisika aja. Tapi seluruh bidang studi. Aku merasa
kecil disana.
Kami pun masuk ke ruang ujian masing masing. Aku duduk di sebelah
Restu, Aldi duduk di serong kiri depanku. Soalnya ada 6 (kalo ga salah). Dan
aku ga tau mau jawab apa di lembar jawaban itu. Dan waktu menjawabnya ada 2 ½
jam (kalo ga salah). Bayangin aja, apa yang aku lakuin dengan waktu selama itu
sementara aku ga tau apa yang harus aku jawab. Seiring berjalannya waktu, aku
pun mencoba untuk menjawab soal yang sebisa mungkin aku jawab. Namun ga ada
yang bener aku rasa. Sementara Restu, dia sibuk bolak balik untuk minta
tambahan doblefolio ke panitia, lebih dari 2x dia bolak balik minta lembar baru
ke panitia. Kami hanya senyum senyum ngeliat Restu yang giat banget menjawab
soal itu. Sementara itu aku sibuk memandangi sekeliling. Ada yang tiduran, ada
yang main mainin pensil robek robek kertas. Seneng aja sih, ada yang merasakan
hal yang sama dengan aku. Tapi aku ga tau keadaan Aldi seperti apa, dia
terlihat selalu terpaku pada lembar jawabannya. Ada apa dengan dia? Apa dia
tertidur? Terserahlah. Yang terpenting adalah kapan ujian ini selesai dan kita
bisa keluar dari ruangan yang pengap ini.
Akhirnya waktu pun habis. Kami diijinkan keluar ruangan. Aku
memutuskan untuk keluar dari kelompok dan memilih berkumpul bersama teman
temanku yang lain. Mereka saling bercerita tentang apa yang mereka jawab tadi.
Sementara aku, hanya diam. Ga tau mau certain apa. Kampun pulang ke rumah
masing masing. Jujur saja aku tidak berharap apapun terhadap nilaiku, yang
pasti aku tidak akan lolos ke babak selanjutnya.
Kebetulan 3 hari selanjutnya sekolah diliburkan (untuk kelas 1 dan
2) karna ada tryout untuk anak kelas 3, (karna akan melaksanakan UN). Dan
pengumuman hasil olimpiade itu pun dalam 2 hari akan keluar. Bagaimanapun juga
aku penasaran dengan pengumuman itu. Aku pun mencoba untuk menghubungi Restu,
guna mengetahui hasilnya, tapi karna aku ga punya nomernya, aku minta nomernya
ke kakak kelasku yang lain, namanya Gina, kebetulan dia juga sekelas sama
Restu. Tapi aku ga hanya minta nomernya Restu, aku juga minta nomernya Almas
Septiadi. Gina pun ngasih nomer mereka ke aku. Aku langsung sms mereka. Awalnya
aku sms Restu, sampai sejam aku nunggu, dia ga bales bales. Trus aku putuskan
untuk sms Aldi. Setelah aku sms Aldi, Restu ngebales smsku. Dan dia bilang,
kalau dia lulus dan masuk peringkat 1 (yaiyalah). Sementara Aldi? Sampe malem
itu dia ga bales smsku. OK Fine!
Keesokan harinya (masih libur) aku hanya tiduran di ruang tipi.
Tanpa ada yang aku kerjakan. Sambil nonton tipi, ada sms yang masuk ke HPku,
ternyata Aldi! Dia bales sms ku! Ya emang biasa aja sih balesannya, tapi entah
kenapa kita malah smsan terus. Malah dia juga ketawa ngingat kejadian Restu
yang bolak balik minta ketas tambahan. Entah kenapa komunikasi kami berlanjut
terus. Aku malah merasa setiap pembicaraan habis, dia malah menyambung agar ada
pembicaraan baru. Walaupun dia lama dalam bales smsku, tapi siapa sangka kami
smsan sampai malem. Sampai dia ngedongengin aku sebelum tidur. Aneh banget.
Seolah dia ga mau smsan bareng aku ini berakhir. Aku masih ingat sms dongeng
yang dia kirim ke aku, isinya kurang lebih seperti ini, “pada suatu hari, ada
seorang gadis cantik di sebuah desa, dia ingin tidur tapi ga bisa tidur”.
Hahahaha, dongeng yang aneh, tapi aku senanng membacanya. Dia pun juga malu
malu ngirim sms itu ke aku.
Dia bilang, malem aku sms dia ke nomer 081363xxxx itu, nomer itu
udah ga dia pake. Dan ga tau dimana letaknya. Besok paginya, entah kenapa itu
kartu keliatan dan dia pengen ngaktifin itu kartu. Ga taunya malah ada sms
masuk dari nomerku. Dia seneng banget dan ngisi pulsa itu kartu dan smsan sama
aku.
Kami pun terus terusan smsan. Sedikit demi sedikit dia ngeluarin
kata kata gombalnya. Macam macam lah, sampai aku pun lupa dia penah bilang apa
aja sama aku. Kurang lebih 1 ½ minggu kita smsan, sampai dia bilang ke aku,
kalo dia ngelukis aku. Jujur aja aku senenglah. Tapi ga mau terlalu GR, aku
malah becandain dia, aku blilang, ”paling itu gambar monyet”. Dia cuma ketawa
dan ngeladenin becandaanku. Trus aku bilang mau ngeliat lukisan itu. Dia juga
mau ngeliatin lukisan itu. Dan bahkan mau ngasih itu lukisan ke aku. Waktu itu
dia bilang, kalo lukisan itu mirip banget sama aku. Ah! Jadi penasaran aku sama
lukisannya.
Hari ketemuan pun ditetapkan. Yaitu hari Selasa siang. Pas keluar
main (10.00).
Hari Selasa pun datang. aku siap siap dong buat ketemuan
sama orang yang bisa bikin aku seseneng itu. Selesai pelajaran, aku
langsung melaju ke perpustakaan. Aku nunggu dia di lorong belakang (lorong
lorong rak buku perpus paling belakang). Aku masih ingat apa yang aku bawa saat
itu. Aku bawa bukunya Raditya Dika. Jadi selagi aku nunggu dia, aku
baca baca bukunya Raditya Dika. Aku duduk di lantai perpus yang saat itu sedang
direhap. Karna perpustakaan kami mau diperbesar dan diperbagus lagi. Aku hanya
menunduk duduk di lantai perpus, aku ga berani untuk mengangkat wajah untuk
melihat keadaan sekeliling. Aku ga kuat rasanya buat ketemuan sama dia hari
ini. Aku deg degan sekali. Yang aku ingat dari dia adalah, dia selalu
mengenakan jam tangan warna hitam bentuknya bulat. Aku hanya berani mengangkat
wajah hanya hingga sampai melihat tangan tanga siswa. Tapi aku ga nemuin dia
waktu itu. Sampai akhirnya aku capek kelamaan nunggu, dan bel pun udah bunyi.
Itu artinya aku musti masuk kelas dan kecewa dengan pertemuan hari ini.
Dia ngeliat aku lagi duduk di lantai perpus. Dia ngeliat aku lagi
serius banget baca buku. Dia sendiri ragu, apa itu beneran aku. Aneh banget
sih, kok bisa ragu. Sebenernya dia juga nungguin aku waktu itu. Tapi entah
kenapa dia juga sepertinya masih ragu dan malu. Akhirnya bel pun bunyi, dan dia
pun ga jadi ngasih lukisannya ke aku. L
Siangnya, dia sms aku, tentang pertemuan tadi. Kenapa bisa ga jadi
ketemu. Yah, kita saling mengutarakan argumen. Ok, aku terima pendapatnya yang
notabene juga sama dengan aku. Sama sama malu. Haha, akhirnya kita sepakat
untuk ketemuan lagi, besoknya di tempat yang sama, dan jam yang sama. Dan kita
bikin perjanjian harus ketemu, ga boleh sampai ga lagi.
Jam 10 aku langsung ke perpus, aku duduk di meja baca. Tetap aja
perasaan malu itu masih aja muncul di pikiranku. Aku terus memandangi buku. Ga
berani untuk melihat ke luar. Sampai akhirnya ada yang menyapaku. Aku kaget,
namun juga tersenyum sipu. Entah apa yang ada dipikiranku waktu itu. Aku hanya
diam, ga tau mau bilang apa, yang pasti, aku seneng banget. Oiya, saat itu dia
bawa temen 1 kelasnya yang berkacamata tebeeeeeeel banget, nama nya Romel. Ok
saat itu Romel hanya jadi obat nyamuk, Cuma diem ngeliatin kita bedua.
>lanjut< tanpa basa basi aku langsung minta ke dia lukisan yang dia
janjiin ke aku. Dia ngeluarin selembar kertas HVS (aku lupa, apa dia bawa buku
ato ga saat itu). Dia ngasih lembar itu ke aku. Aku seneng dong, tapi dia malah
bilang, "hati hati lho, itu mirip banget sama kamu". Aku pun membuka
lipatan kertas itu. Betapa kaget nya aku ternyata yang ada didalam lukisan itu
adalah gambar monyet! Sebel banget aku disamaain sama monyet.
Aku bilang, "bener aja dugaan aku, kamu ngelukis monyet bukan
aku!" Syukurnya dia cuma becanda, dan ngeluarin selembar HVS lagi. Dan
kali ini dia serius ke aku, dia bilang,”Ini beneran. coba kamu buka aja”.
Langsung aku buka lipatan HVS itu. Dan bener aja, itu aku, itu gambar lukisan
aku. Seneng banget deh di rayu pake lukisan. Jarang banget kan ada cowo yang
bisa ngegombal ato narik peratian cewe dengan cara ini. Dengan cara ngasih
lukisan kea gini. Aku tersanjung, aku seneng. Dikelas aku malah mamerin lukisan
itu ke temen temenku. Ya berbagai macam opini dari mereka, rata rata pada
bilang lukisan itu ga mirip kok. Tpi ya gimana, aku tetep bilang kalo itu mirip
lah, secara aku lagi seneng .
Sejak saat itu, kita makin sering smsan, yaaaah, nyali kita hanya
di smsan. Tapi dari sana, banyak hal hal baru yang kita temui, seperti
panggilan sayang kita (resminya pas udah jadian). Aku ga terlalu ingat detail
cerita asal mulai nama kita itu. But, just a little bit, I can remain it. Lets
go!
Akhirnya dia bilang ke aku, bahwa ada yang mau dia bilang ke aku.
Sesuatu yang sangat penting. Pastinya kalo udah diginiin aku jadi penasaran
dong. Tapi dia ga mau ngasih tau waktu itu. Dia mau ngasih taunya kalo seandainya
kita bisa ketemuan. Yaudah aku ajakin ketemuan besoknya. Tapi dia sendiri ga
berani buat ketemu besok, dia bilang dia harus mempersiapkan segala sesuatunya.
Dia harus mempersiapkan dirinya sendiri juga akan hal ini. Tapi aku tetap maksa
dia untuk ngasih tau saat itu juga. Dia juga tetap pada pendiriannya. Dan
nyuruh aku sabar. Dia bilang ini harus diutarakan secara langsung. Aku makin
penasaran. Akhirnya aku bilang ke dia, “aku ngmbek”. Dia malah ketawa. Entah
dia salah baca atau salah mengartikan singkatankku, dia malah bilang,”jagan
ngmbek dong, tar malah jadi kambing”. HHHAAAAH? Kok jadi kambing sih?sejak saat
itu dia kea menjadikan kambing sebagai panggilan buat aku, aku ya fine aja sih,
selama ga nyinggug aku. Dan kambing ditahun 2010 itu,
tulisannya berubah menjadi kambink. Tentu saja tullisannya
berubah karna saat itu sedang marak maraknya bahasa alay, aku dan dia pun
terjangkit virus itu .
Sedangkan nama dia sendiri (panggilan sayang) sejarahnya tidak
terlalu fenomenal. Hanya karna dia malas mandi, jadi aku bilang dia keboo. Kembali
lagi, karna kita terjangkit virus alay, maka huruf ‘o’ pada kebo itu ditambah
jadi 2.
Panggilan ini jadi panggilan sayang antara kami setelah kita
jadian. Unik sih, punya nama sayang yang bukan sayang sayangan. Melainkan nama
binatang, ya buat lucu lucuan aja, aku senang, dia senang. Aku selalu mikirin
nama itu dan aku berhasil gabungin nama itu menjadi boombink. Lumayan
kan? Lumayan elit dan gemesin. Aku aja ga nyangka bisa nyiptain nama se unik
itu .
Akhirnya dia sms aku, bahwa dia udah siap untuk bilang apa yang
dia ingin katakana ke aku. Akhirnya kita janjian hari sabtu. Sehabis excul
fisika. Pokonya ketika sekolah udah ga ada kegiatan lagi. Itu kira kira jam
12an.
Hari itu datang. Aku cerita ke Alva dan Neneng (2 sahabatku)
tentang pertemuan ini. Mereka tentu saja mendukung. Dan rela nungguin aku
ketemu sama Aldi. Mereka nungguin aku sampai ketemu sama Aldi. Aku lama banget
nungguin Aldi, udah sampai lewat jam 12, tapi dia ga nongol nongol. Tadi pun dia
ga masuk di excul fisika. Kemana orang ini. Aku sms dia, tapi balesnya lama,
tapi ya lumayan untuk mengurangi kekhawatiranku. Aku seneng banget punya
sahabat yang baik banget yang mau nungguin aku. Perjanjiannya sih, sampai aku
ketemu sama Aldi doang, soalnya mereka ga mau, tar malah jadi obat nyamuk.
Ini udah lewat dari jam 12. Malah udah lewat dari jamnya solat
dzuhur. Mana orang ini.
Aku liat dari kejauahan (dari arah parkiran sekolah) ada
seorang anak cowo, yang jalan sendiri, yang ga lain itu adalah Aldi. Dia datang
nyamperin aku. Aku mendadak salting di depan sahabatku. Dia pun udah hamper
dekat. Ketika dia datang, sesuai perjanjian Alva Neneng pun langsung capcus
ninggalin aku berdua sama Aldi. Deg degan kembali melandaku. Tapi aku tetep
mencoba untuk tenang dan mencoba biasa. Aku udah ga ingat siapa yang mulai
pembicaraan pertama kali, yang pasti, dia ngajakin aku makan, tapi aku ga
laper. Tapi dia maksa untuk supaya kita ke kantin bareng, katanya dia laper
banget. Jadi mau makan dulu di kantin. Ok! Kita ke kantin. Dia makan sendiri.
Sebenernya ga masalah sih, tapi ya kesannya ga sopan banget ketemu aja baru 2x,
malah nyuruh nemenin makan keagini. Hah! Aku Cuma ngeliatin doang. Sebel juga
sih ngeliatin orang makan.
Akhirnya dia selese makan. Kita capcus dari kantin, dan jalan lagi
ke tempat kita ketemu pertama tadi. Di sana kita duduk berdua dan mulai
ngomongin hal hal yang aku sendiri ga tau itu apa, pokonya ga jelas lah. Aku
beraniin diri buat nanyain apa yang mau dia bilang ke aku kemaren waktu di sms.
Dia mulai salah tingkah. Dan salah tingkah itu diutarakan dengan saling diam
nya kita. Aku ga tau sampai kapan kita diem dieman gini. Sampai segerombolan
anak laki laki keluar dari arah tempat Aldi muncul tadi. Oh God! Itu temen
temannya Aldi yang biasa nongkrong sama dia. Aldi mendadak makin salting
mendapati temen temennya memergoki dia lagi berduaan sama aku. Aku sebisa
mungkin mengontrol diri, supaya ga ikutan salting kea dia. Aku berhasil, dan
hanya ngeliatin tingkah anehnya Aldi yang makin salting karna di goda godain
sama temen temennya. Sampai temen temennya pergi, dia baru bisa menenangkan
diri.
Kita pun kembali ketopik pembicaraan kita. Tapi dia tetep ga bisa
ngomongin apa yang dia udah rencanaain buat diungkapin ke aku. Sumpah aku
sampai bosen nungguin dia ngomong. Aku sampai nulis nulis ga jelas di kertas
tissue. Aku nulis kata kata tentang menunggu, ga jelas lah. Aku bahkan udah
ngasih ancaman ke dia, kalo dia ga ngomong juga, aku bakalan pulang, soalnya udah
jam 2 juga, udah berapa jam aku nungguin dia ngomong, tapi ga ngomong ngomong.
Akhirnya dia memberanikan diri untuk ngomong serius.
“Apa sih? Tinggal ngomong aja kan?”
“Duuuuh, kamu kan udah tau apa yang aku mau bilang?”
“Eh? Kook udah tau sih?kamu kapan bilangnya?”
“Ndeeeh, masaa ga ngerti sih?”
“Yaa, ituuu, … pasti kamu tau lah”
“Tau apa coba? Aku ga ngerti”
“Duuuh, makin bertele tele, makin lama juga, yaudah kalo emang ga
penting, aku pulang aja deh”
“Kamu mau ga jadi pacar aku?”
“Ulang lagi dong” (aku ga tau mau jawab apa)
“Kamu mau ga jadi pacarku? tukan kamu udah tau apa yang mau akku
tanyain”
“Gimana ya, aku tu, ga dibolehin pacaran sama keluargaku, jadi kalo
pun kita pacaran, kita ga bisa kea pasangan pasangan lainnya yang bisa jalan
kapan pun mereka mau, bahkan orang orang pun kalo bisa ga ada yang tau, soalnya
makin banyak yang tau, maka akan semakin bisa ketauan oleh keluargaku, soalnya
keluargaku itu terkenl banget didaertah sini. Jadi bahaya banget kalo
seandainya ada yang tau. Kita Cuma bisa sama sama nya ya cuma dilingkungan
sekolah aja dan di luar Pariaman ini. Istilah keren nya kita itu backstreet.
Kamu ga papa kea gitu?”
“Aku ga masalah sih kalo ga bisa kemana mana, yang penting … (aku
lupa omongan dia waktu itu). Aku ga perlu kemana mana jalan seperti pasangan
lainnya yang musti jalan terus tiap date”
Kami pun berjalan keluar sekolah untuk pulang. Seperti yang aku
katakana tadi, kita backstreet, jadi apapun keadaan kita, orang orang diluar
sana ga boleh ada yang tau. Bahkan untuk pulang bersamapun kami ga bakalan
bisa. Jadi, kalo pulang, kita harus jalan jauh jauhan, agar ga ada yang curiga
dengan kita. Yah, begitulah yang aku dan dia jalanin selama lebih dari 2 ½
tahun kita jadian.
Setelah beberapa hari jadian, kita jarang sekali ketemu. Ga tau
kenapa, seolah dia ga yakin terhadap aku. Aku hanya ngikutin alur ini. Sampai
suatu saat, sms ku ga dibalas sama sekali sama dia. Ketika aku nelp, ternyata
nomernya ga aktif. Aku cariin di sekolah dia ga pernah keliatan. Sampai sampai
aku nungguin seluruh teman temannya keluar ruangan kelas (saat pulang sekolah)
untuk mastiin apa dia ada di kelas apa ga. Ternyata beneran ga ada di kelas.
Dia kemana? Dia pindah sekolah? Kenapa dia ga ngubungi aku? Apa yang salah
dengan aku?
Sabtu siang, setelah pulang sekolah aku pergi ke rumah Alva, aku
BT di rumah dan di sekolah. Disana aku curhat habis habisan tentang pacar baru
ku yang nyebelin banget, yang ga ngasih kabar aku apa yang terjadi sama dia.
Alva hanya bisa bilang, “sabar ya, mungkin pulsanya abis, ato HP nya ilang, ato
banyak kemungkinan lain kan?”. Ok! Aku ga mau bahas ini lagi.
Ketika aku udah mau pulang, tiba tiba ada yang sms aku, ngajakin
kenalan ngajakin ketemuan dll. Tentu aja aku yang lagi BT berat nanggapi sms
itu dengan jutek! Dan bilang kalo aku udah punya pacar! Gilanya, itu sms dari
cowoku, katanya dia mau nguji aku. WHAT THE tiiiiittt !!!
Baru juga beberapa hari jadian, aku udah diuji uji segala. Emang
nya aku tukang selingkuh apa?sebel! tapi ada untungnya juga, aku jadi bisa
ngubungi dia dan nannya keadaannya gimana? Dan kemana ente selama ini?
Oh god! Ternyata dia kecelakaan! Dan aku ga tau itu? Pacar macam
apa aku? Tapi ya ga salah aku juga sih, aku selalu nyaiin dia dan sms serta
nelp dia, tapi dia ga pernah aktip nomernya. Lanjut! Dia Cuma luka luka,
syukurnya ga ada yang cidera parah, seperti patah patah, aku udah takut duluan.
Makanya dia ga masuk sekolah akhir akhir ini. Mengenai nomernya yang ga aktip,
aku lupa apa jawaban dia.
Beberapa hari setelah itu, dia masuk sekolah. Aku udah janjian
sama dia, mau ketemu dia dan ngeliat keadaan dia. Jadi aku jalan ke sekitar
kelas dia (dilantai 2, sementara kelas ku juga dilantai 2, tapi dari ujung ke
ujung. Bayangkan betapa jauhnya aku musti ke kelasnya).
Aku pun ketemu sama orang jelek ini. Tetep aja kita masih malu
malu. Dan jarang banget ngobrol. Aku cuma terpaku aja ngeliat luka luka dia
yang lumayan banyak dan gede gede. Ga kebayang deh kalo itu aku, pasti sakit
banget ya.
Udah berapa minggu ya kita jadian. Tapi setiap ketemu, pasti kita
pada diem dieman semua. ga ada yang berani ngomong. Aku sendiri udah nyoba
untuk buka topik. Tapi dia cuma nanggepin simple dan ga ada kelanjutan lagi
obrolan yang aku buat. Kesel, tapi ya mau gimana lagi. Ini susahnya pacaran
sama cowo pinter dan cupu. Dia bener bener pendiam dan pemalu banget. Baru
sebentar deket aku aja udah keringetan aja. Hahahaha. Aku jadi ketawa kalo
nginget moment itu.
Akhirnya aku mutusin untuk bikin ancama ke dia, tentu aja lewat
sms. Aku ngancem dia, kalo seandainya kita ketemuan lagi, ga ada diem dieman.
Musti ngasih topik buat dibicarain. Ga boleh ga! Kalo aja dia masih diem diem
gitu, aku bakal langsung pulang aja (balik kanan).
Setalah aku ancam gitu, ga taunya dia langsung berubah. Tiap kita
ketemuan pasti udah ga garing. Tiap topik abis, ketauan banget kalo dia usaha
buat cari topik lain. Ini salah satu momen lucu saat baru baru jadian sama dia.
Dan aku bersyukur punya saat saat seperti ini dengan dia.
Setelah beberapa hari jadian, aku merasa ada yang beda dengan
kehidupanku. Banyak banget. Aku merasa aku makin ceria. Dan sms smsku sudah
mulai aL4y, dan makin akut. Smsku untuk Aldi akhir ahkir itu menjadi lebih alay
dan kebiasaan baruku ngesms dia sebelum aku tidur. “sElamatT tidurR saiianK,
miMPi iNDah yaah”. aRRrgh, kenapa aku alay?
Syukurnya kebiasaan itu ga lama aku jalani, dan kealayanku sedikit
demi sedikt berkurang. Sekarang kebiasaan ini dilanjutkan oleh Aldi.
Sejak aku mulai sms dia sebelum tidur, dia juga ngelakuin hal yang
sama ke aku. Dia sms gini, “good night sayang, nice dream ya, aku sayang kamu,
abang cinta kamu, love you uun. Assalamualaikum.” Dan sms ini selalu dia kirim
sebelum tidur sepanjang hari.
Waktu awal awal jadian, aku sempat, pernah, dan sering banget
malah, marah besar sama dia karna dia lupa ato ga pamit ke aku sebelum tidur
(gampang bangetkan aku marah dan nagmbeknya). Akhirnya dia minta maap karna
kelupaan. Dan mentoknya dia ketiduran dan baru ngirim smsnya jam 5 pagi. Konyol
banget, ada juga karna pulsa nya abis dia belalain buat beli nomer baru dan sms
ke aku buat pamit tidur, salut deh.
Ucapan ucapan ini ga hanya lewat sms, kadang, dia sengaja nelp aku
malam malam hanya buat ngucapin ini dan supaya bisa denger suaraku.
Yang aku rasakan, aku cukup tersanjung atas apa yang dia lakuin ke
aku selama ini. Dan aku kangen banget di sms selamat tidur lagi dengan dia J.
Prinsipku dari dulu adalah, sahabatku adalah segala galanya
(diluar tuhan dan keluarga). Walopun tandingannya adalah pacar sendiri. Karna
apa? Karna sahabat sahabatku lah yang kenal aku lebih dulu, mereka yang paling
ngerti aku, mereka lebih dulu deket sama aku, dan aku sayang mereka.
Aku udah pernah bilang ke Aldi, kalo aku lebih sayang sababat
sahabatku dari pada dia. Syukurnya dia ngerti dan dia paham atas alasanku. Bagi
dia yang penting yang jadi pacarku hanya dia. Tapi di suatu situasi dia
kelupaan akan hal ini. Yang buat dia ngambek dan agak kesel sama aku, ya memang
dia ga sampai marah marah, cuma dia agak kesinggung aja karna dicuekin.
Akhirnya aku jelasin ke dia, dan tentu aja aku minta maap sama dia karna bikin
dia kesinggung karna dicuekin, sebenernya ga ada maksud buat nyuekin dia sih,
tapi ya kalo lagi sama sahabat itu, dunia berasa milik kita aja. Maap ya Aldi.
Untuk momen momen lainnya, dia selalu ngerti kalo seandainya aku
lagi sama sahabatku. Dan dia mulai belajar untuk bisa berbaur dengan sahabatku,
jadi ya kalo aku dan Aldi lagi bareng sahabatku, dia juga bisa ikutan ngobrol
bareng dan canda canda bareng juga. Oiya, aku juga bilang ke dia, saat lagi
bareng bareng sama sahabat sahabatku, status kita anggap ga ada aja, kita semua
becandaan aja, status ga laku disana, jadi santai aja, anggap sahabatku seperti
temen temenmu juga, ga usah kaku, ini akan memudahkan kita untuk berbaur,
betul?
1 September. Itu tanggal ulang tahun Aldi. Jauh sebelum tanggal
itu aku udah nabung untuk bisa beli kado buat dia. Dan masalahnya, aku ga tau
mau beli apa buat dia. Aku coba tanya tanya sama temen temen, jawabannya ya
sama semua, mereka menyarankan barang barang yang sama terus. Dan aku ga suka,
aku pengen ngasih dia suatu yang beda, suatu yang ga jarang dan unik. Tapi ga
ada! Aku bingung, sampai akhirnya menjelang hari H, aku, Alva, Neneng (yang
nemenin aku beli kado) mutusin buat beliin sweeter aja. Hhmm, itu lumayan, yah,
lumayan susah nyari yang bagus, lumayan harganya, lumayan usahanya nya, lumayan
nawarnya, lumayan juga keringat yang kita keluarkan untuk nyari ini. Bener
bener kita berjuang banget!
Ketemu! Sweeter yang bagus, keren, ga norak, ga pasaran, ga murah,
ga nurunin gengsi. Aku aja suka. Dan moga moga dia suka.
Berhubung aku backstreet, dan ga boleh ada keluarga yang tau aku
bawa barang barang yang mungkin dapat terlihat oleh mereka, jadi kado ini, aku
titip dulu di Alva. Tar pas tanggal 1nya dibawain alva ke sekolah dan dia kasih
aku, tar aku kasih Aldi deh. Dan seperti itulah rencananya. Semoga sukses!
Tanggal 1, setelah pulang sekolah, aku janjian sama dia dikantin.
Its time! Aku ketemu do i. setelah mesen beberapa makanan, kita ngobrol dan
ditengah2 obrolan kita, aku keluarin kado yang gede (bungkusannya) itu dan
kasih ke dia. Responnya? Seneng banget lah! Dapet kado dari aku dan aku
pacarnya. Tapi karna malu, aku minta ke dia supaya jagan dibuka disaat itu,
bukanya di rumah aja. Masih kebayang di otak ku betapa senang nya dia saat itu.
Aldi ga pernah marah. Apapun itu masalahnya, betapa nyebelinya
aku, seberapa salahpun aku, dan apapun itu yang bisa bikin pacar marah sama
pacarnya, dia ga akan marah ke aku, dan aku juga ga ngerti kenapa. Bahkan aku
sendiripun sebel sama dia, kanapa kita ga pernah berantem. Kenapa tiap ada
masalah, dan yang salah itu aku, yang minta maap adalah Aldi, apalagi kalo dia
yang salah (tapi dia ga pernah buat salah). Jujur aja aku sempat jenuh sama
hubungan yang biasa ini, ga ada sensasinya. Ga ada greget perang perangnya,
yang ada malah aku yang heboh bikin bikin masalah.
Sifat Aldi ini yang bikin aku manja dan sering sewenang wenang
sama dia. Mungkin aku sering banget bikin dia jengkel dan dan kesel, tapi dia
malah bilang, “gapapa” dengan wajah senyumnya itu yang bikin aku ga bisa ngapa
ngapain.
Sikap sewena wena ini bikin bikin aku larut, dan semakin lancang
sama dia dan semakin seenaknya sama Aldi, aku jadi sering isengin dia juga. Dan
benar kata orang, sebaik baiknya orang, tiap orang punya rasa jenuh masing
masing, seperti kejadian ini. Check this out
Hari itu pembagian raport. Dan raport diambil oleh orang tua atau
wakil. Waktu itu aku dapet ranking 5 di kelas. Itu lumayan bagus, tapi aku malu
akan angka yang ada di raport itu, ada angka 7 nya segala. Padahal aku udah
janji ga kan ada angka 7 disana. Papa pun yang ngambil raport ku hari itu
lumayan bangga karna aku ranking 5, tapi tetap aja kena marah karna masih ada
angka 7 di sana sini (marah marahannya dilanjutin di rumah). Papapun balik
kerja dan ninggalin raportnya di aku.
Sementara itu, aku takut untuk liatin raportku ke Aldi, bukan
karna takut bakal di ledekin (Aldi ga akan ngeledekin aku), tapi aku malu karna
pasti nilainya Aldi jauh lebih bagus dari aku. Karna aku udah pernah liat
lembaran rapor dia sendiri. Dan itu raport isinya angka 9 semua dan angka 8nya
cuma beberapa aja. Itu raportnya taun lalu dan dia kalo ga salah masuk 10
besar! (Ingat sebelumnya aku udah bilang dia ada di kelas SBI).
Ini yang bikin aku minder buat liatin raporku. Dan aku berusaha
supaya dia ga nanya apalagi liat raportku. Aku cuma bilang kalo aku dapet
ranking 5 dan angka di dalam nya jelek semua sambi pasang muka sok polos dan
sok merendah, (padahal emang bener). Dan kalo dia mau liat raportku, aku bilang
kalo raportku sama papa, udah dibawa pulang.
Aku sendiri ampir gila ngeliat angka angka yang ada di raportnya
semester itu, walopun nilainya turun, tapi angka yang ada di sana bikin aku
ampir pingsan, 9 semua jaaal (ada beberapa 8 yang nyempil)!
Begonya aku, ternyata dia tau kalo raportku ada di tas. Waaah, aku
bener bener bingung cara ngindari ini gimana. Dia terus terusan pengen liat
raportku, tapi aku ga mau. Terus. Terus. Terus. Dia manggil manggil aku
berulang ulang kali (dengan suara pelan “Raaaa”). Waktu itu kita duduk jauh
jauhan di halte depan sekolah. Aku cuma jawab, “gaaaa”. Terus terusan, sampai
dia ngomong dengan suara agak keras, “plis Raa, aku mau liat aja kok!?”. Tapi
aku tetap ga mau untuk liatinnya. Sampai beberapa menit setelah itu, dia pergi
gitu aja ninggalin aku, tanpa ngomong sepatah katapun.
Demi apapun juga yang ada di dunia ini aku kaget ½ mampus ngeliat
kejadian ini. Kok bisa gini!?kenapa dia ninggalin aku gitu aja, tanpa pamit,
langsung kabur aja! Kenapa ini, AAARRRGGH! Aku Cuma bisa bertanya tanya dalam
hati tentang kejadian ini. Aku tunggu beberapa saat, mana tau dia mau balik
badan dan bilang kalo dia becanda. Ternya ga! Dia ga balik balik buat balik ke
aku. Aku ga nyangka banget, Aldi yang selama ini aku kenal yang benar benar
manut sama aku, ternya juga bisa marah sama aku.
Aku akui aku emang salah karna udah boongin dia dan ga jujur sama
dia. Tapi entah dari apa hati dan otakku terbuat. Tetap aja aku nyalah nyalahin
Aldi tentang apa yang udah terjadi, dan apa yang terjadi? Aldi yang minta maap
ke aku duluan. Dia minta maap karna udah ninggalin aku sendirian dan pergi
tanpa pamit kea tadi. Aku dengan yang makin besar kepala, makin sok sokan
ngambek ke dia. Ah! Pokoknya kalo bisa disesali, aku nyesel karna udah bikin
cowo sebaik itu ninggalin aku.
Berhubung kita pacarannya backstreet, jadi kita ga bisa kemana
mana kalo lagi beduaan. Selama kita sekolah, kita hanya pacaran di tempat
tempat yang sama, membosankan sih, tapi ya mau gimana lagi. Ini terpaksa dari
pada ga pacaran. Ada beberapa tempat tempat rutin yang paling sering kami
kunjingi, diantaranya perpustakaan, kantin, tempat dia nembak aku, dan di area
kelas dia (area SBI).
Perpustakaan. Sekitar 80% kita menghabiskan masa pacaran kita di
disini. Tiap keluar main kita selalu kesini (ya ga 100% juga sih). Tiap jam 10
kita udah langsung keluar dan nongkrong di sana. Eits! Tapi kita ya ga sekedar
pacaran aja. Kita sering ngerjain tugas di sana. Main catur, baca baca buku,
dan yang paling aku inget, dia pernah nenangin aku ketika aku nangis karna nilai
ujianku yang jelek. Aku inget banget betapa takutnya dia ngeliat aku nangis
waktu itu. Aku sendiri ga mau nangis sekejang dan seserius itu, tapi karna aku
bener bener kacau, aku menumpahkan semua ke dia. Akhirnya aku tenang, karna dia
selalu nenangin aku, dan hanya bilang kalo aku hanya kurang teliti dalam nulis
jawaban.
Kenapa kita lebih sering menghabiskan waktu di perpus? Karna ga
ada tempat lain yang cukup aman bagi kita untuk pacaran. Kalo di tempat lain
itu banyak orang lain yang bikin kita ga fokus untuk berduaan aja. Dan lagian
dengan di perpus waktu berasa berjalan lama. Bayangin aja, waktu istirahat yang
hanya diberikan 15 menit bisa kita manfaatkan untuk berbagai hal dan kita bisa
saling mengenal satu sama lain. Terkadang aku bosen sih harus ketemuan hanya di
perpus, tapi lambat laun aku jadi merasa perpus ini sebagai sarana pembantu
kita untuk saling mengenal.
Kantin. Jika perpus kita gunakan untuk ketemuan di jam istirahat,
maka kali ini kantin kita gunakan pada jam pulang sekolah. Sejak aku jadian
sama dia, aku jadi sering telat kalo pulang sekolah. Tentu aja ini ga baik
untukku, tapi emang gitulah kalo lagi jatuh cinta. Kita jadi mengabaikan apa
saja yang ada di sekitar kita. Thanks banget buat kantin kantin sekolah,
terutama kantin Danal (jadi kangen makan minas nya), yang ngijini aku duduk
beduaan bareng Aldi di kantin itu sampai sore.
Untuk para pembaca, jagan salah sangka dulu, kita di kantin berjam
jam juga bukan hanya sekedar pacaran tok. Kita juga belajar di sana, kita bahas
bahas soal dan tugas. Ya persentasinya kira kira 45% kita belajar,
selebihnya pacaran, hehehe. Banyak hal yang kami obrolin di kantin. Kalo aku
pikir pikir juga aku bingung, apa aja ya yang kita obrolin di kantin? Segitu
banyak kah hal hal yang kita omongin? Apa ga bosen ketemu sama orang yang
wajahnya selalu sama tiap hari? Jawabannya ‘gaak’. Karna itu lah cinta. Cinta
ga bikin bosen, cinta malah bikin pelakunya makin kangen kalo ga ketemu ketemu
*yakali.
Tempat dia nembak aku. Tempat ini adalah tempat favorit kita.
Karna di sana kita selalu ngomongin hal hal yang sama. Yaitu kronologi
penembakan aku. Ga tau kenapa kita ga pernah bosen untuk ngomongin ini. Untuk
ngenang kronologi ini, kita nulis di tiang sekolah yang tepat di samping aku
nungguin dia datang dengan tulisan “boombink 24 04 2010” (jadi penegn ke
sekolahan, dan liat masih ada ga ya tulisan itu).
Area kelas SBI. Sejak kita bedua jadian, kita jadi sering ngebolos
pas excul fisika. Jadi kita lebih sering ngabisin waktu beduaan aja. Kalo
perpus dan kantin lagi rame, kita mutusin untuk pacaran di balkon lantai
2 aja. Yaitu di area kelas nya dia. Kalo di sana aku jadi lebih dekat dengan
teman temannya dan aku bisa jauh lebih mengenal tentang kehidupan kelas dia. Ya
walopun dia lebih mentingin aku ketimbang temen temen nya yang ngajakin main
ato ngumpul, tapi aku sering ngerasa ga enak sama temen temenya. Dan dia selalu
nenangin aku, “udah santai aja, aku bisa kok kapan aja main sama mereka. Lagian
juga ga penting juga sih”
Betah banget kita beduaan di balkon itu, berdiri, duduk dilantai,
main tenis pake buku (gulungan kertas yang jadi bola nya). Banyak hal lain nya
yang kita lakukan bedua yang sebenernya itu itu aja, tapi ga tau kenapa kita
betah banget ngejalani hal yang itu itu aja itu. Saat ini rasanya aku ingin
balik ke masa SMA dimana aku bisa menikamati masa masa aku bedua sama orang
yang aku sayang.
PERAYAAN ULANG TAHUN ALDI
Tahun itu, ulang tahun Aldi pas ada di bulan puasa. Dan ulang
tahunnya berdekatan sama ulang tahunnya Neneng. Jadi aku punya rencana buat
ngerayain ulang tahun 2 orang yang aku sayang ini. Rencananya, aku beli kue
trus di atasnya ada tulisan ‘happy birthday Aldi n Neneng’. Untuk masalah kue,
urusannya beres. Sekarang tinggal ngundang Aldi dan Neneng serta cowonya
Neneng. Untuk masalah ngundang Aldi, aku ga ada masalah, karna dia pasti akan
datang karna yang ngajak itu aku. Waktu ngundang dia aku ga bilang kalo aku mau
ngadain acara ulang tahunnya dia. Aku cuma bilang, kalo mau ngajak buka bareng.
Apapun tujuannya pasti dia datang.
Masalahnya sekarang, Neneng! Dia ga bisa datang, ga tau kenapa dia
ga bisa datang. Gitupun pacarnya. Waktu itu aku sedih banget, kenapa mereka ga
bisa datang. Padahal aku udah nyiapin segala sesuatunya buat mereka. Aku
ngerasa seolah ga dihargai gitu, tapi untungnya Alva dan Tia bisa datang dan
nemenin aku diacara itu. Dan syukurnya acaranya berakhir bahagia juga. Ok, Ok!
Aku akan certain detail.
Sekitar jam 5an sore, aku, Alva dan Tia udah nyampe di tempat
makan yang kita rencanain. Oiya, sebelumnya kita ambil kue yang kita pesen
untuk acara ini. Waktu udah nyampe tu kue kita titipin di kulkasnya yang punya
tempat makan, tujuannya biar tetep beku dan ga ketauan ntar sama Aldi.
Oh God! Ternyata Aldi sakit. Dia flu, gimana nih? Tapi seperti
biasa dia bakal ngusahain datang karna aku (aku tersanjung). Lumayan lama kita
nungguin dia nyampe sini. Tapi gapapa, karna kita sendiri ngerti, dia juga
sedang sakit. Tik tok tik tok tik tok. Akhirnya dia datang. Bener aja, dia
sakit, keliatan banget dari muka nya yang lesu dan pucet, serta idungnya yang
hiruk pikuk dari tadi.
Saatnya berbuka. Kita berbuka dengan apa apa yang telah kita pesan
sebelumnya. Setelah berbuka, kita lanjut melaksanakan ibadah solat magrib.
Berhubung aku lagi halangan, aku tetap di tempat dan jagain makanannya. Nanti
setelah Alva dan Tia balik ke TKP aku turun untuk ngambil kuenya dan ngasih
sureprize ke ayangku.
Ok! Alva dan Tia udah balik, aku turun dan sembunyi di balik
gorden yang ada di tempat makan itu. Sampai Aldi balik dan aku belum muncul
muncul di TKP. Alva dan Tia ngerjain Aldi, dengan ngatain kalo aku udah pulang,
karna ketauan sama kakakku, kalo aku disini dan diseret pulang. Dramatis banget
deh. Aldi lumayan cemas mukanya. Tapi ga lama setelah itu aku naik dengan
sebuah kue ulang tahun dan ada angka 19 di atasnya. Dia seneng banget dengan
ngeliat aku dan kue itu. Senyum sumringah aku liat di wajahnya. Alva dan Tia
pun ketawa melihat wajah Aldi yang tadinya pucet dan sekarang mendadak berubah
jadi senang itu. Kita pun nyanyiin lagi selamat ulang tahun dan tiup lilin
untuk Aldi. Dia seneng banget. Aku ga bisa lagi jelasin gimana seneng nya
dia, aku, Alva dan Tia saat itu.
Kue pun dipotng. Dia nyuapin aku untuk suapan pertama. Setelah itu
dia ngasih keu nya untuk Alva dan Tia yang udah bantuin aku dalam pelaksanaan
acara ini. Dan aku liat flunya dia udah ga ada. Hahaha, entah hanya perasaanku
atau emang bener. Kami pun menghabiskan makanan kami. Tapi kuenya ga abis.
Sayang sih ninggalin kue yang enak ini. Tapi akhirnya kami ninggalin kue ini
untuk pegawai tempat makan ini dan kami pun siap siap untuk pulang (tentu kami
bayar dulu).
Sebelum pulang, Aldi narik tanganku. Dia bilang ada yang mau di
sampein buat aku. Ok, aku pun minta ijin dulu sama Alva dan Tia. Karna katanya
Aldi ada yang mau dia bilang, mereka pun ngijinin aku.
Sekarang aku udah berdua sama Aldi. Aku Tanya, dia mau bilang apa.
Seperti biasa, dia selalu gugup kalo berduaan sama aku. Akhirnya aku desak dia
supaya bisa ngomong, karna ini juga udah malam. Dia pun ngomong. Berikut
dialognya:
"Tau ndak kenapa malam ini bintangnya ga ada”
“Hhm, iya yah, kok ga ada bintang ya? Kenapa ya bang?” (sambii
ngeliat ke langit, emang ga ada bintang)
“Ya kamu tebak dulu lah, masak ga bisa nebak sih?”
“Eh? Ya mana aku tau, emang aku Tuhan? Aku ga tau, emang kenapa ga
ada bintang malam ini?”
“Kamu tu ga romantis banget sih,” (sambii menghembuskan napas)
“Yeee, mana aku tau. Emang kenapa sih?”
“Kamu tutup dulu matanya, tar aku kasi tau” (sambil senyum)
“Yah, ribet banget sih, yaudah nih aku tutup matanya”
“Jangan dibukak dulu ya. Sampai aku suruh buka”
“….” (Aku pun denger ada yang bunyi bunyi seperti bunyi sedang
mengobrak abrik sesuatu)
“Sekarang ya, aku buka ya” (buka mata)
“Waaaaw” (aku ga tau mau ngomong apa, setelah apa yang aku liat, di
hadapanku sekaranga ada sebuah kalung)
“Ini alasan kenapa ga ada bintang malam ini. Karna semua bintang
udah aku kumpulin di kalung ini, dan ini buat kamu”
“Serius ini buat aku?” (yaiyalah! Tapi aku
masih takjub, ga percaya aku bakal dikasih ini. Aku seneng banget)
“Nih buat kamu, dipakai ya”
“Iyaaa” (aku ambil sambi aku pake sendiri)
“Susah makenya?sini aku bantuin makein”
“Iya nih, bantuin dong” (sambi ngasih
kalungnya dan langsung berbalik membelakangi dia)
“….” (ngalungi kalaung itu di leherku) “cantik kan??“
“Iyaa, makasih ya sayang”
Aku Seneng banget malam itu, sampe sampe aku bangga banggain ke
Alva dan Tia kalo aku dikasih kalung itu sama Aldi. Haha, mereka berdua ikutan
seneng karna aku seneng. Rasanya ga sia sia aku nyiapin semua ini. Jujur aja
aku ga nyangka Aldi bakal ngelakuin ini ke aku. Dibalik ke cuekan dia ke aku,
ternyata dia bisa juga ngelakuin ini ke aku. Bagiku ini cukup. Sebenernya bukan
kalung nya, tapi cara dia memperlakukan aku selama ini yang bikin aku merasa
cukup. Aku merasa menjadi Ratu di kerajaannya. Dia yang selalu mengagung
agungkan aku. Sekali lagi, aku bersyukur banget bisa punya pacar yang suka
banget ngasih kejutan yang aku sendiri ga nyangka akan itu (walopun sekali kali
sih).
Aku jenu sama Aldi. Karna dia ga bisa dibilangin! Dari awal aku
udah bilang ke dia, kalo kita itu backstreet. Aku ga dibolehin pacaran sama
keluargaku. Jadi tolong dijaga, jangan sampai hubungan ini ketauan. Saking dia
ga bisa nahan buat ga ngubungi aku pas dirumah (siang ato sore), aku tu sering
banget di tegor sama kakakku, dan diancem ancem gitu."Jagan sampai
pacaran, kalo sampai tau pacaran mama dan papa yang akan nyari anak itu".
Dan aku udah sering banget dapet ancaman itu dari kakakku.
Sampai suatu malem, dia ngesms aku dijam yang ga belum saat nya
dia sms aku. Dan waktu itu sms aku dibuka sama kakak ku, dan dia baca itu sms.
Demi apapun juga, aku takut, dan ga tau mau jawab apa. Aka asal jawab aja, dan
aku bilang kalo itu cuma temen aja, dan aku dapet ancaman lagi. Sampai aku juga
bener bener muak dan bosen. Dan aku pun sms dia untuk bilang putus! Aku ga kuat
lagi kalo musti keagini lagi, dia ga bisa dibilangin, ga bisa ngerti keadaan
aku yang ga boleh pacaran.
Mungkin niatnya juga ga gitu, tapi ga tau kenapa selalu pas dia
sms itu ketauan sama kakakku, dan aku kena ancaman terus. Aku ga tau, apa ini
keputusan yang baik buat aku apa ga. Yang jelas, malam itu aku muak sama dia.
Setelah aku sms itu ke dia, dia berusaha nelp aku terus terusan.
Tapi selalu aku reject. Aku pun makin marah sama dia, karna getaran hp ku
kedengeran sama orang orang. Aku bilangin sma dia, jagan ngubungi aku lagi!
Soalnya di rumah udah pada curiga kalo ada yang nelpon nelpon dari tadi. Dia
pun sms aku, dan minta penjelasan, ARGH aku muak! Aku matiin HP ku sampai
besoknya.
Besok paginya (Sabtu), dia ngeliat aku baru turun dari ojek di
depan gerbang sekolah. Dia yang baru aja selese buang sampah (piketnya hari
Sabtu) bareng temennya langsung nyamperin aku. Aku langsung ninggalin dia
sendiri dan pigi ke kelasnya alva (di lab Biologi). Dia ga berani masuk, karna
aku ancem sebelumnya ga boleh masuk! Tapi dia tetep nungguin aku di luar sampai
aku keluar (niatnya). Tapi akunya malah ga keluar dari kelas itu. Karna
kelamaan, bel pun bunyi, dia sms aku, “maap ra, aku ke kelas dulu, udah masuk,
jangan marah lagi”. Salut nya aku sama dia itu ya selalu mendahulukan
pelajaran, aku suka!
Setelah berhari2, aku tanya pendapat temenku tentang hal ini. Kata
teman temanku, aku belum putus sama dia, karna ga ada persetujuan dari 2 belah
pihak. Aku jadi bingung sama ini semua.
Sementara itu, kita ujian semester. Dia tetap menjalin komunikasi
sama ku. Dia tetap sms aku, dan anehnya aku selalu melayani. Aku seakan ga mau
putus dengan dia. Ujian semeseter seminngu ini kita jalani dengan baik. Tepat di
hari Sabtu (hari terakhir ujian) dia ngajakin ketemuan abis ujian. Ada yang mau
dia bilangin ke aku. Bisa ditebak pasti ngajakin balikan. Aku udah mikirin
jawabannya. IYA, itu jawaban yang akan aku kasi ke dia.
Kita pun ngobrol di teras labor fisika, banyak yang kita obrolin.
Sampai akhirnya aku tanyain, apa yang mau kamu bilangin ke aku? Ternyata
tebakanku bener. Dia ngajak balikan dan nembak aku lagi! Seneng banget aku. Dan
dengan belaga sok jual mahal aku pura pura mikir dulu sebelum aku jawab iya! Hahahaha,
pengalaman yang lucu banget. Tapi tetep aja aku ingetin dia lagi, hati hati
kalo mau ngubungi aku lagi. Jangan teledor dan tolong peratiin jam kita smsan.
Dan dia bener bener akan jaga aku dari ancaman yang bisa bikin aku kena marah.
Akhir kata, dia bilang, “Aku sayang kamu”.
24 April 2011. Hari ini adalah hari yang kita tunggu tunggu. Karna
ini adalah tanggal jadian kita dan kita udah setahun! Seneng banget lah! Kita
udah ada rencana akan menghabis kan malam berdua. Eits! Jangan salah! Maksudnya
kita telponan semaleman bedua tanpa henti. Kita telponan dari jam 11 malem
sampe jam 5 pagi. Kalo dipikir pikir aneh juga, apa yang kita bicarain selama
itu di telpon, tanpa henti dan tanpa bosen?
Banyak hal yang kami bicarain saat itu. Sebenernya inti dari
semaleman kita telponan itu yang ngerekap apa aja yang udah kita lalui selama 1
tahun ini. Saat itu kita ngomongin tentang pertama kali ketemu lah, pertama
ngasih kado, pertama kita putus, aku bikin dia nangis, etc. Banyak hal yang
kita bicarain. Malem itu kita juga ngebahas tentang keluarga. Keluargaku dan
keluarga dia. Dia certain apa aja yang ada di keluarganya. Dia juga nyeritain
tentang mama nya yang udah ga ada. Jujur aja waktu dia nyeritain ini, aku sedih
banget tau. Aku aja yang udah segede ini ga bisa hidup tanpa sosok seorang
mama. Dan aku rasa dia berhasil menghadapi musibah yang datang ke dia.
Dari malam itu aku jadi tau apa apa yang terjadi di dia ketika aku
beri tindakan. Banyak hal yang aku tau tentang dia, dan ketika aku tau itu aku
bener bener merasa bersalah, dan jujur aja aku juga jadi sedih. Malam itu pun
aku tau kapan dia nangis untuk pertama kalinya karna aku. Yaitu ketika aku
mutusin dia untuk pertama kalinya (baca cerita diatas). Aku ga percaya dia
sesayang itu sama aku.
Satu hal yang selalu ingin aku tanya ke dia adalah, kenapa dia ga
pernah marah sama aku. Kenapa dia selalu manut akan apa yang terjadi di dia,
selalu manut kalo aku marah marah, manut kalo aku nyebelin dan selalu dia yang
minta maap, padaha yang salah itu 98% itu aku. Kenapa dia ga prnah marah.
Dan jawaban dari dia itu simple banget. Dia bilang gini, “buat apa
aku ikutan marah. Buat apa marah ke kamu, kalo aku malah marah, kamu nya yang
makin marahkan sama aku. Dan kamu makin lama kan ngambeknya. Aku ga tahan kalo
kelamaan ga komunikasi sama kamu”. Kalimat kalimat itu, bikin aku terdiam dan
ga tau musti jawab apa. Aku terpana. Seneng banget lah. Saat itu aku sadar, aku
ga boleh lagi bertingkah kea anak kecil yang rewel dan manja dan nyebelin lagi
ke pacarku yang paling baik ini. Malam itu pun aku sadar kalo aku beruntung
bisa dapet cowo sebaik dan sepinter ini. Dan ga ada lagi yang bisa nandingi
kebaikannya dia. I love you so
Oiya, dia juag sempet bilang pengakuannya sama aku, dia bilang
gini, “jujur aja, awalnya aku ga yakin kalo kita bakal sejauh ini, Hhm,
maksudnya, awalnya aku ga yakin kalo kita bisa selama ini pacarannya. Dulu itu
aku ngiranya kita ya ga selama ini. Paling cuma beberapa hari doang. Itupun
paling lama kira kira semingguan lah. Tapi ternyata aku nemuin kamu yang ga
hanya bisa bertahan sehari dua hari sama aku, ternya kamu bisa bertahan sama
aku sampai saat ini, setahun, sama sekali aku ga nyangka akan ini. Dan aku
berharap kamu akan tetap bisa bertahan seperti ini selalu untukku dan bersama
aku. Aku cinta kamu.” Aku juga cinta kamu.
Aldi pun sekarang udah kelas 3 semester 2. Itu artinya dia udah
harus focus sama ujian Nasionalnya dan mikirin tentang kuliah nya kelak. Aku
sendiri ga masalah sih kalo masalah dia lebih focus ke sekolah, karna ini
urusannya dengan masa depan dia. Aku bahkan nemenin dia bahas bahas soal dan
ngebantuin kalo ada yang bisa aku bantu (3,5% doang). Ga hanya itu, aku juga
bantuin dia untuk milih jurusan dan universitas yang bagus dan sesuai untuk
dia. Sebenernya aku bangga punya cowo yang udah mau kuliah. Brasa punya pacar
yang pinter banget gitu.
Samapi suatu hari aku nangis gara gara ga bisa ketemu sama dia
lagi. Karna siswa kelas 3 udah selese UN, jadi mereka pada ke Padang untuk
ngikutin bimbel persiapan SNMPTN. Saat itu aku bener bener nangis ga karuan, ga
kebayang gimana aku nanti di sekolah tanpa dia (saat ngetik ini, aku nangis
nginagt kejadian itu). Sampai aku bener bener reda. Aku berusaha buat
ngeluapain hal itu sejenak, tapi aku ga bisa, aku tetap inget itu dan
selalu murung dirumah. Besoknya (aku ingat hari itu Jumat), aku ke sekolah
sambi nangis. Aku jalan dari rumah ke jalan raya. Menjelang ampe jalan aku
nangis deres banget. Aku ga ngerti tar apa yang harus aku lakuin pas sampe di
sekolah (biasanya dulu kita sama sama datang cepet ke sekolah biar kita bisa
ketemuan dulu sebentar menjelang masuk kelas). Aku ga kuat rasanya ke sekolah!
Aku yakin banget pasti mataku bengkak dan merah. Aku udah nyampe di jalan raya.
Aku berusaha bersihin dan nutupin mukaku. Tapi sepertinya percuma aja.
Akupun nyampe di sekolah. Demi apapun juga sekolahan sepi, ya
Allah! Ini makin nambah kesedihanku. Aku buru buru lari ke kelas biar ga ada
yang liat mukaku yang makin jelek ini. Daerah sekitar kelasnya Aldi sepi,
bahkan ga ada orang disana. Ya allah! Aku ga sanggup!
Berhubung sekarang Jumat, rutinitas biasa yang dilakuin sekolah
adalah kultum bareng di lapanagn sekolah. Air mataku keluar deres lagi. Aku
inget, biasanya aku baris di barisan paling pinggir (bagian cewe) dan Aldi juga
di barisan paling pinggir (cowo), jadi saat baris pun kita bisa deket juga.
Tapi sekarang aku baris paling pinggir sementara di sebelah (kanan) ku ga ada
Aldi. Aku ga sanggup, jadi aku pindah kebarisan depan dan masuk dalam barisan
tengah. Ternyata di sana ada Alva. Alva ternyata nebak kalo aku nangis, kangen
sama Aldi. Benar! Tebakannya benar banget. Tapi aku ga bisa nutupin mukaku ini,
aku terpaksa nunduk selama kultum berlangsung.
Di kelas aku berusaha mengalihkan pikiranku dari Aldi, aku
berhasil dan aku bisa focus ke pelajaranku. Tapi tangisanku pecah lagi ketika
udah jadwalnya keluar main. Aku mau kemana? ke Perpus? Ngapain? Sama siapa?
Sumpah aku bingung ngabisin waktu yang 15 menit itu. 15 menit kali ini bener
bener brasa lama banget! Aku ga kuat musti sendiri di sekolahan ini. Ditambah
lagi aku sama sahabatku lagi ada konflik. Jadi aku bener bener sendiri kali
ini. Tapi Aldi jarang banget ngabarin aku, dia ga kepikiran aku apa? Dia ga
ngerti apa betapa tersiksanya aku sekarang? Akhinya aku mutusin untuk sms dia
duluan. Syukurnya dibales sama dia. Tapi aku malah makin kangen sama dia. Malah
makin nangis. AARGH! Kenapa musti keagini sih!? Aku ga kebayang bakal keagini
rasanya ditinggal sama orang yang kita sayang. Padahal ya dia ga pergi kemana
mana.
Beberapa hari setelah itu, sekolah ngadain GORO lagi. Seperti
biasa pembersihan sekolah dilakukan berdasarkan kelompok kelompok kelas.
Seluruh warga sekolah pun melaksanakan tugas dengan baik hingga sekolah bener
bener bersih. Setelah semua beres. Banyak yang ninggalin sekolah. Saat ini di
sekolah hanya tinggal beberapa kelompok geng gengan aja yang masih asik ngobrol
bareng, dan aku. Aku masih berada di sekolah. Karna ini yang biasanya kami
lakukan. Biasanya abis goro gini aku dan Aldi pasti ngobrol ngobrol dulu di
sekolah ato di kantin. Kita bener bener ngabisin waktu bareng kalo ada waktu
luang gini. Nah sekarang apa? Aku ngapain? Aku sama siapa? Aku cuma bengong
lagi dan nangis lagi di ruang kelas! Sendiri! Ga ada yang nemenin aku disini!
Aku ga kuat nahan isak isak tangisanku, makin aku tahan, dada ku jadi makin
sesek. Aku keluarin sedikit demi sedikit suara tangisanku. Rasanya agak reda.
Tapi ternyata tindakan ku ini mengundang seseorang. Alva, dia datangin aku dan
nanyain keadaanku, dia tau pasti aku nangis karna Aldi. Dia pun langsung
hubungi Aldi dan bilangin keadaanku yang udah pucet karna nangis dari tadi.
Akhirnya dia telp aku. Suara dia lumayan bikin aku tenang. Tapi ya sama aja.
Aku tetep sendiri setaun kedepan. Ga ada lagi yang nemenin aku saat aku butuh.
Lambat laun aku udah mulai kebiasa tanpa dia di sisiku. Aku udah
mulai bisa mengatasi kesepianku tanpa dia. Aku menyibukan diri dengan tugas
yang mulai menumpuk dan ujian semester yang mulai membayangi kami. Sementara
itu, aku juga punya bisnis baru yang lumayan bisa nambah nambah uang
tabunganku. Aku bisnis bikin keset. Sebenernya ini adalah salah satu tugas
handycraft dari sekolah, kebetulan banyak keluargaku yang suka, yaudah, aku
bikin yang banyak dan aku jualin ke mereka.
Aldi? Dia masih sibuk dengan kegiatan bimbelnya yang menuntut
banyak. Tentu aja, kalo ga gitu, tar ga bisa tembus ke univ yang diinginkan.
Sejak dia ga lagi di sekolah, kita udah jarang ketemu, juga jarang komunikasi
karna kita yang musti sama sama belajar untuk menghadapi ujian masing masing.
Hari Sabtu, aku ada rencana buat beli bahan lagi untuk kesetku,
karna persediaannya udah menipis. Dan aku bilang rencanaku itu ke Aldi. Dan dia
ada rencana mau pulang buat ketemu aku. Aku seneng banget lah, tapi ya ga aku
liatin ke dia.
Sabtu! Ternyata kakak dan mama ku pergi ke luar kota. Jadi aku
bebas hari ini mau pulang sampe sore, tinggal sms papa kalo aku pulang telat.
Aldi pun udah di Pariaman. Pulang sekolah aku langsung semangat
buat ketemu dia di simpangan sekolah tempat dia biasa nongkrong bareng temen
temennya. Setelah ketemu, kita langsung capcus ke Kurai Taji ke lokasi aku
biasa ambil barang. Kita naik angkot dan di sana kita kangen kangenan. Eits!
Jangan mikir macem macem! Kita ga pernah ngelakuin hal hal yang di luar batas.
cuma ketawa ketawaan aja.
Aku udah selese beli barang buat keset. Ini saatnya kita pulang.
Dan artinya waktu kita ketemu itu Cuma tinggal dikit. Dalam perjalanan pulang
(di angkot), kita masih bisa ketawa ketawa. Sampai akhirnya aku jadi sedih lagi
ketika dia bilang ke aku, “Tar kalo aku udah ga di Pariaman ato ga ada di
sekolah, kamu jangan nagis lagi ya, kan kita masih bisa sms dan telpan. Kan
juga ada Alva dan Neneng yang bisa kamu ajakin main bareng.” {saat
ngetik tulisan yang barusan aku beneran nangis deres banget dan sekarang aku
beneran sadar kalo aku sayang dan masih sayang banget sama dia}. Saat
itu aku langsung nangis. Aku ga bisa nahan tangisanku yang makin membanjir. Aku
ga berani ngeliat muka dia. Aku hanya bisa ngelak dan ga mengakui kalo aku
nangis disekolah. Tapi tetap saja saat itu aku nangis. Mungkin saat itu Aldi
khawatir karna liat aku nangis, akhirnya dia mengalihkan pembicaraan yang bisa
bikin aku lupa dengan kejadian tadi. Ok! Tangisanku berakhir. Setelah beberapa
saat, begonya dia, dia malah ngulang lagi apa yang dia bilang tadi, “ok! Jagan
nangis lagi ya kalo aku ga ada di sekolah ”. Kenapa musti ngomong itu
lagi!? Aku nagis lagi dong, aku jadi makin sedih, karna bentar lagi nyampe di
pemberentian angkotnya. Berarti aku juga udah musti pulang dan pisah lagi sama
dia.
Begitu turun dari angkot, aku ga tau kenapa aku ga bisa ngentiin
tangisanku ini. Banyak usaha yang dia lakuin supaya aku ga nangis lagi. Mulai
dari dia ngajakin aku makan gorengan pisang + ketan, dia yang traktir dan aku
boleh nambah ketannya. Oh God! Ini malah bikin aku makin sedih! Dia malah
ngingetin aku sama kenangan kita waktu makn di sana. Tentu aja aku nolak
kesana, karn disana rame banget.
Disekitar sana ada sepasang anak kecil. Yang cowo manjat di pohon
ceri yang cewenya nungguin di bawah buat nagkapin buah ceri yang diambilin
temennya itu. Aldi pun dengan sok akbrab sama anak anak itu minta tolong buat
diambilin juga. Sebelumnya dia nanya aku, “kamu mau ga cerinya?”. Supaya ga
terlalu formal, aku mengiyakan untuk diambiliin juga buah cerinya. >>
lumayan lah untuk mengurangi air mataku yang mubazir banget keluarnya.
Kita ninggalin anak anak itu, tentu aja ga lupa kita ucapin
makasih karna udah diambilin ceri. Aku bilang ke Aldi supaya ga usah nganterin aku
buat nyari ojek, aku bisa sendiri. Tapi dia ga mau lah. Dia tetep nemenin aku
sampai aku bener bener pulang (dapet kendaraan pulang). Saat di perjalnan nyari
ojek itu, aku udah agak redaan nangisnya. Tapi mungkin untuk nenangin
parasaannya, dan mastiin ke aku, dia ngulang lagi, “pokonya kamu janji ya ga
boleh nangis lagi karna aku di sekolah, ini yang terakhir ok!”. Aku nangis lagi
dan bilang ke dia, “udaaaa, jangan diingetin lagi, kan malu dari tadi nangis
mulu”. Dia hanya senyum dan coba coba nyari topik baru supaya aku bisa lupain
yang terjadi tadi. Seperti biasa dia berhasil dan tangisanku mereda. Cukup lama
kita muter muter lapangan merdeka hanya untuk gentian anter anteran. Aldi
pengen anter aku sampai aku dapet ojek, dan aku juga pengen nganter Aldi sampai
dia dapet angkot juga buat pulang (mau sampai kapan kita muter muter). Akhirnya
aku yang ngalah, aku yang dianter Aldi sampe dapet ojek dan akhirnya kita pisah
sampai di sana. Tapi kita tetep komuikasi lah, lewat sms ato telp pastinya.
Aku pun pulang dengan mata yang lumayan bengkak dan merah. Selama
di perjalanan aku hanya nunduk ga berani ngeliat ke luar,takut ada yang ngira
aku diapa apain sama cowoku ato sama si tukang ojek ini –“.
Sejak saat itu Insya Allah aku ga lagi nangis karna dia, di manapun
aku berada, aku udah kembali seperti Yora yang dulu, Yora yang selalu ceria
dimana pun dia berada. Aku ga takut lagi kalo di sekolah sendirian, aku bisa
smsan sama sayangku kapan pun aku mau dan aku ga ngerasa kesepian lagi. You are
the one that I love.
Tepat setelah aku selese UN (hari terakhir UN) sekolah ngumunin
didepan seluruh siswa, bahwa aku lulus untuk kuliah di (D4) POLITEKTIK POS
INDONESIA jurusan teknik elektro, jalur PMDK. Seneng, aku seneng lah denger
kabar ini. Tapi disisi lain, sejujurnya aku ga suka kuliah di sini, jujur aja,
sebelumnya aku cuma iseng ato bahasa kotornya cuma mau jadiin ini serap, kalo
kalo aku tar ga lulus SNMPTN. Tapi, untuk saat itu, aku terima aja pengumuman
itu sebagai kabar gembira untukku dan keluargaku.
Aldi udah tau tentang kabar gembira ini. Pastinya dia seneng,
pacarnya udah mulai ada bayangan untuk kuliah. Tapi disisi lain dia juga sedih
dan kecewa, bahwasannya, berarti kita bakal LDR lagi (dan ini ga ada bedanya
sama backstreet), antara Padang dan Bandung.
Aldi kuliah di Universitas Andalas Jurusan Teknik Sipil. Di
semester 1 dia memperoleh IP tertinggi di jurusannya (aku sangat bangga akan
ini). Dulu, dia sendiri kepengen banget kuliah di ITB (jelas! Kampus impian).
Mungkin karna belum rejeki, dia hanya mampu mencapai Unand.
Ditambah aku yang kemungkinan akan kuliah di Bandung, dia pun
bilang ke aku, kalo dia mau ngulang lagi Ujian SNMPTN bareng aku. Alasannya?
Karna dia pengen kuliah di ITB dan yang terpenting, karna dia mau usaha biar
selalu bisa deket aku, aku tersanjung, begitu banyak usahanya biar kita bisa
sama sama dan deket terus.
Denger keinginan dia itu, aku seneng banget. Aku mendukung dia
sepenuhnya. Aku bahkan ngasih ke dia buku modulku yang kebetulan ada banyak.
Untungnya waktu untuk mempersiapkan SNMPTN ini, dia udah mau libur kuliah
(UASnya udah hampir selesai). Jadi dia bisa juga mematangkan untuk nyiapin
ujian ini.
Lumayan banyak waktu yang kita gunakan untuk bahas bahas soal
(kita ngorbanin waktu pacaran kita untuk bahas soal!). aku masih ingat betapa
seringnya dia bolak balik kampusnya ke tempat aku, hanya buat ngebahas soal
bareng aku (yakin deh, tujuan awalnya bukan bahas soal, tapi ketemu aku).
Padahal kampusnya itu jauuuuuuh banget dari tempat bimbelku. Salut deh sama
tekatnya.
Hari menjelang ujian pun mulai mendekat. Apa apa saja yang
dibutuhkan untuk ujian, kita penuhi bedua. Bahkan untuk beli pin dan nyari
lokasi pun kita lakuin bedua. ketika beli pin ujian, kita bisa tau dimana
lokasi ujian kita. Sayangnya lokasi ujian kita beda.
Untuk memperlancar ujian kita di hari H, beberapa hari menjelang
ujian, kita sepakat untuk hunting lokasi. Pertama nyari lokasi ujianku, yang
lumayan jarang orang yang tau lokasi itu. Tapi setelah nanya nanya kian kemari,
akhirnya nemu lokasi ujian ku. Setelah ok dengan lokasiku, kita capcus ke
lokasi ujiannya Aldi.
Lokasinya searah dengan lokasi ujianku. Kita naik angkot menuju
lokasinya. Tapi angkotnya ga bisa nganterin sampai lokasinya. Karna posisi
tempat ujiannya yang masuk gang kecil. Akibatnya kita harus jalan menelusuri
gang itu untuk bisa nyampe lokasinya.
Lumayan jauh lokasi ujiannya. Tapi kita berhasil capai lokasi itu.
Ketika udah nyampe kita langsung nyari lokal dimana Aldi ujian. Ga susah untuk
nyari lokal dan tempat dududknya. Setelah ketemu, kita istirahat di bangku yang
disediain di kapus itu (lokasi ujian Aldi adalah kampus). Ketika istirahat,
Aldi memulai pembicaraan dengan memperlihatkan tugas gambarnya (seperti
rancangan bangunan) yang katanya dapet nilai bagus dari dosennya. Walopun aku
ga ngerti tentang tugas itu, aku aku bisa nilai, kalo kerjanya itu bagus dan
pantas untuk dapat nilai yang bagus. Karna aku liat, kerjaannya rapi dan bersih
(siapa dulu pacarnya).
Selesai mengobrak abrik tugasnya. Tiba tiba dia ngeluarin sebuah
barang yang jujur aja aku ga nyangka dia bakal ngeluarin itu dari tas nya.
Sepasang cincin couple yang selama ini aku inginkan buat kita bedua. Dengan
polosnya dia megang cincin itu dengan tangannya dan ngasih liat itu ke aku. Aku
ga bisa ngomong apa apa waktu itu, rasanya bibir ku membeku, karna jujur aja,
aku seneng banget. Ini yang aku mau selama ini dan akhirnya aku dapet dari dia.
Walaupun carania ini sama sekali ga romantis, tapi aku seneng banget. Dengan
ngingat moment saat itu, aku jadi sedih, karna dia emang niat banget ngelakuin
dan Menuhin apa aja yang aku mau.
Di kampus yang sepi itu, kita habiskan sore dengan tawa yang
girang satu sama lain. Dan akhirnya, kita putuskan untuk pura puranya aku belum
tau tentang cincin ini dan Aldi akan ngasih cincin ini saat perayaan 2nd Annive
(baca ceritaku,setelah ini). Seneng deh.
Akhirnya kita udah 2 tahun. Dan sekarang, posisinya aku baru
selese UN. Jadi lumayan plong buat mikirin rencana perayaan annyv ini. Kalo
dipikir pikir, aku bisa ngerayain peringatan ini bedua dengan dia di Padang.
Karna kan aku juga ini periode bimbel di Padang, dan aku ngekost! Itu artinya
aku bisa ketemu sama dia kapan aja tanpa takut ketauan sama keluargaku (tenang
aja, aku ga akan lupa norma kok).
Untuk masalah kado, aku udah nyiapin kado buat dia. Udah dari lama
juga aku mikirin ini, nabungnya juga udah lama, dan aku yakin juga kalo kado
dari aku ini unik dan langka banget, serta jarang kepikiran sama pasangan lain.
Aku yakin juga dia bakalan suka.
Singkat cerita, aku udah menjalani kehidupan ngekost di Padang,
bareng temen temenku dan aku juga bimbel di sana. Pikiranku banyak terfokus
disana dan aku juga serius dalam mengikuti bimbel ini, karna ini menyangkut
masa depanku. Kita pun mutusin buat ngadain acaranya setelah aku selese Ujian
SNMPTN, karna takut ganggu konsentrasiku.
Dan dihari kedua ujian SNMPTN, kita langsung janjian di tempat
makan yang biasa kita datangi buat pacaran. Disana kita udah bawa kado masing
masing. Setelah duduk kita pesen makanan. Karna kali ini Aldi yang bayarin, aku
nekat mau mesen banyak (dia tau kalo aku makannya banyak, jadi ga masalah).
Tukeran kadonya pun dilakukan setelah kita semua selese makan.
Jeng jeng jeng! Kita udah selese makan. Saat saat yang ditunggu
udah tiba. Aldi nyerahin kado yang dikantongi ke aku dan aku juga ngasih kadoku
ke dia. Oiya, sebelumnya aku minta maap dulu ke dia, karna kado dari aku
sedikit cacat. Tapi dia bilang, ya ga masalah, yang penting itu kadonya dari
aku. Setelah kadonya di serahin, sesuai itungan aba aba, kita pun ngebuka kado
masing masing. Ternyata aku dapet sepasang cincin dari Aldi. Sepasang cincin
couple. 1 buat aku dan lainnya buat Aldi. Aku seneng lah! Karna ini yang aku
mau. Jadi kita beneran terikat (hehehe, sok sokan puitis). Tapi jujur aja aku
udah ga kaget sih, karna dia udah ngasih liat aku itu sebelumnya (baca cerita
sebelumnya).
Sepasang
cincin couple hadiah 2nd annive dari Aldi J
Sekarang giliran kado ku. Aldi tipekal yang ga bisa nyampein
ekspresinya. Jadi walopun dia seneeeeng banget, ya ekspresinya tetep seneng (ga
pake e yang banyak dan ga pake banget).
Aku ngasih dia baju bola (MU). Tapi ini bukan sembarangan baju
bola. Ini baju bola couple. Jadi bajunya itu ada dua, satu buat aku, satu lagi
buat dia. Naah, dibagian belakang baju bola biasanyakan nomer punggung dan nama
pemain bolanya. Nah kali ini aku buat, tanggal jadian dan bulan jadian kita di
baju bola nya plus nama kita bedua dia masing masing bajunya. Biar ga pusing
mikirinnya, nih aku kasi liat bajunya.
Baju
couple hadiah 2nd annive dari aku J
Gimana? Bagus kan? Unikkan? Beda dari yang lainkan? Iya dong, aku
gitu lho yang mikir . hehehe. Baju ini paling sering aku pake kalo aku ke
kampus. Selain banyak yang suka sama MU, dengan baju ini aku ngerasa Aldi
selalu ada deket aku.
Bulan Juli lalu (2012) mas Wigig, sepupuku menikah di Jogja. Dan
aku ikut kesana karna aku diundang dan aku dibeliin tiket. Rencananya, nanti
ketika di Jogja, aku juga langsung mau daftar di kmpus MMTC, kampus broadcast
(kampus impianku sejak lama). Aku akan kuliah disini kalo kalo aku ga lulus
jalur SNMPTN.
Singkat cerita, setelah masku menikah (7 Juli), malamnya aku
ngecek hasil ujian SNMPTNku. Sesuai dugaan, aku ga lulus. Amat sangat kecewa
dengan panitia ujiannya itu (pasti bertanya tanya akan pernyataanku barusan,
ceritanya panjang, kalo ada kesempatan akan aku ceritakan nanti).
Akhir cerita, aku kuliah di Jogja di kampus MMTC (aku ga jadi
ambil di POLTEKNIK, karna berbagai alasan). Berita buruk kedua, ternyata Aldi
juga ga lulus di ITB. Mungkin memeng nasibnya sudah harus di UNAND dan akan
mendapat nilai terbaik terus, amin. Itu artinya kita makin terpisah. Dan ini ga
main main, yang misahin itu lautan, Gan! Kita pacaran antar pulau! Seberapa
jauh ini! Ini ga hanya soal jarak! Ini juga tentang adat, budaya dan bahasa
yang memisahkan! Oh God! Apakah aku sanggup akan selalu seperti ini dengan
Aldi? Sejak SMA kita udah dipisahkan dengan cara seperti itu, dan bahkan
sekarang di saat aku udah kuliah, disaat aku udah diijini pacaran, aku masih
harus dipisahkan dengan dia? Apakah ini cukup adil buat aku dan dia Tuhaaan?
Lebay, tapi ini kenyataan.
Semenjak aku udah di jogja, aku ga pernah lagi pulng ke Sumatra.
Lebaran tahun kemaren pun aku laksanakan juga di Jakarta. Jadi kalo diitung
itung aku udah ga di Sumatra sejak 6 bulan yang lalu (sekarang Januari 2013).
Selama itu juga lah aku ga pernah lagi ketemu sama pacarku (dulu). Untuk bulan
bulan prtama itu ga masalah buatku. Siapapun yang nanya tentang pacarku, aku
selalu bangga nyeritainnya, di kampus dan dimana pun aku berada.
Sekarang aku udah mulai kuliah, yang notabene orang orangnya beda
banget sama di Padang. Segalanya! Mulai dari cara jalan, cara ngomong, tingkah
laku, sampai cara pacarannya. Ini dia yang aku kurang sreek. Dimana mana aku
liat temen temenku pada pacaran semua. Bahkan mereka pun ga segan untuk
menunjukan kemesraan mereka di depan umum. Ini membuatku jengkel dan geli
melihat tingkah laku mereka.
Kemana mana selalu berdua, makan berdua, ke kampus berdua, pulang
juga barengan, bahkan salah satu dari mereka mau ke kamar mandi aja, pasti
salah satunya nganterin sampe depan pintu toiletnya. Uuggh! Engilani banget
gethoo.
Dibilang cemburu, aku emang cemburu sama mereka, bukan karna
mereka bisa nunjukin kemesraan didepan umumnya, tapi karna aku ga bisa pacaran
seperti pacaran anak muda normal lainnya. Aku harus pacaran jarak jauh gini.
Yang mana dari dulu aku jalani seperti ini. Aku muak! Aku ga bisa jalan bareng
sama pacarku sendiri dengan normal. Dari dulu itu hanya bisa sembunyi sembunyi.
Dan itu ga enak sama sekali. Aku bosan dengan hubungan yang keagini! Aku jenuh
pacaran jarak jauh gini! LDR ini sama sekali ga enak dan ga gampang untuk
ngejalaninya!
Seperti biasa, setiap aku marah, ujung ujungnya aku seperti
ngelampiaskannya ke Aldi. Padahal dia ga tau apa apa dan ga ngerti apa apa
tentang ini. Kenapa gampang bagi aku untuk ngelakuin hal ini! Emosiku ga
kekontrol. Aku marah marah sama dia tanpa alasan yang jelas, aku jutek tiap
balas smsnya dia. Ketika dia nelp, aku malah males banget buat ngangkat telp
dia dan ketika aku angkat aku marah marah dan bilang ke dia buat ga usah nelp
dulu. Bisa ditebak banget, dia manut dan ngelakuin apa yang aku minta (Tuhan!!
Dimana aku akan dapat cowo sebaik dan se care ini lagi, Tuhan?)
Seandainya aja Aldi itu ada disini dan aku bisa sama sama dia
sekarang, dan pacaran seperti orang orang normal lainnya, pikiran jorok ini ga
akan aku biarkan selalu menghantuiku. Otak dan hatiku selalu berkata untuk
mutusin Aldi, cowo sebaik itu bakal aku sia siain? Tuhan, apakah ini benar?
Apakah aku mampu untuk ngelakuin ini? Apa aku kuat dan sanggup?
Sebelum aku ngelakuin ini aku sempat konsul sama temen temenku
tentang masalah ku ini. Dan 100% mereka ngelarang aku untuk putusin Aldi.
“Dimana lagi lu bakal nemuin cowo se perfect cowo yang udah lu certain ke gw
ha!? Lu mau nyari di Jogja? Gw jamin ga bakal ada yang kea gitu! Semua cowo
disini tu sama aja. Pacaran cuma buat napsu doang! Ga ada cowo baik baik disini
yang ga ngerokok. Semua ngerokok! Ga ada juga cowo yang semanut itu ke
pacarnya. Ga ada cowo pinter yang mau pacaaran jarak jauh gitu disini, Yor!
Manut, care, sayang, cinta lagi sama elu, baik, dan yang paling cerdas, mau
nungguin lu balik dari sini, dia setia nungguin elu balik, Yor!! Udah gitu, teknik
sipil pula! IP nya tinggi mulu lagi! Mau lu cari dimana cowo yang keagitu ha!?
Kalo gue jadi elu, gue bakal bersyukur banget dapet cowo kea gitu. Sumpah dah,
ga bakal gue sia siain.”
Semua yang mereka katain, ga mampu ngalahin rasa ingin putus yang
ada di otakku. Aku bener bener mau putus. Aku ga mampu lagi nahan rasa ini.
Dengan gampangnya aku rencanain buat nelp dia besoknya (Jumat, 12 Okt 2012),
pulang kuliah, tapi setelah selese solat jumat untuk daerah sumbar.
Waktunya pun tiba, aku langsung nelp dia. Sebelumnya aku doa dulu
semoga ini yang terbaik untukku dan dia, Tuhan.
Ternyata perkiraan ku salah, dia belum selese solat Jumat. Jadi
aku putuskan untuk nelp dia lagi setelah dia bener bener selese solat.
Setelah itu, aku telp dia lagi. Dia udah selese solat Jumat.
Sebelumnya aku tanya kabar dan kuliah nya. Santai banget dia ngejawabnya.
Seolah dia ga tau apa yang akan terjadi nanti. Rasanya aku ga tega buat
ngomongin ini.
“Bang, aku rasa kalo kita putus, bakal lebih baik”
Telp pun dimatiin sama dia. Ketika aku nelp balik, dia ga ngangkat
telp nya. Aku telpon lagi Hpnya udah ga aktif. Beberapa saat kemudia, ada sms
masuk dari dia. Dia bilang, maaf ya, sekarang aku ga bisa ngomong sama
kamu, aku belum sanggup, aku blom siap.
Aku coba telp Alva. Dan aku certain apa yang barusan aku lakukan.
Dia marah marah sama aku! Dan maki maki aku. Dia bilang kalo aku bego banget
karna udah nutusin dia. Tapi seperti biasanya dia bilang, ”kalo gitu terserah
kamu aja. Itu hak kamu dan itu keputusan kamu, tapi aku tetep nyayangi kalo
kamu ampe mutusin dia.”
Ga tau kenapa apapun yang dikatain temen dan sahabatku, itu ga ada
yang ngaruh sama aku. Pikiranku udah mentok kepengen putus denagn dia.
Malamnya, aku coba buat nelpon dia lagi. Diangkat! Setelah itu aku
langsung to the poin sama dia.
“Kok tadi langgsung dimatiin?”
“Aku mau ngelanjutin yang aku bilang tadi”
“Mungkin kita emang harus putus, kamu terlalu baik buat aku. Dan aku
sadar kalo aku emang ga pantas untuk kamu. Kamu terlalu baik sama aku sehingga
aku merasa aku ga pantas buat menerima semua kebaikanmu. Aku rasa ini yang
terbaik. Dan aku yakin kamu akan nemuin cewe yang jauh lebih baik ketimbang aku
yang ga ada apa apanya ini. “
“Aku ga pantas buat dapetin cowo yang sebaik kamu bang. Aku yakin
pasti banyak cewe lain yang lebih baik dan mau pastinya nerima kamu dan semua
kebaikan mu. “
“Aku tau, kali ini aku terlalu jahat untuk kamu. Aku juga tau pasti
kamu bakal benci banget sama aku. Jujur aja aku takut dengan hubungan ini. Aku
ga suka dengan hubungan yang jauh ini. Aku takut dan ga mau nyakitin kamu
disana.”
“Tapi aku udah janji bakal bisa nunggu kamu disini sampai kamu
bisa balik lagi kesini, Ra!”
“Ga bang! Itu terlalu lama, dan aku yakin,selama itu aku bakal bisa
nyakitin kamu, baik itu sengaja ato ngga! Dan aku ga mau nyakitin kamu yang
udah terlalu baik sama aku dan setia nungguin aku. Aku ga tega untuk nyakitin
kamu. “
“Bang, maapin aku, aku tau pasti kamu marah dan kesel banget sama
aku. Tapi ini udah jadi keputusan aku. Dan aku harap kamu bisa nerima ini.
Makasih ya atas semuanya, atas kebaikanmu. Aku sayang kamu. Assalamualaikum. “
Ketika telp ini mati, dadaku terasa sesak dan aku ga nahan
kepengen cerita. Aku ga tau mau cerita sama siapa, dan orang terdekatku saat
itu adalah Yogi, sepupuku. Dengan terpaksa aku cerita ke dia tentang yang
barusan aku lakuin sama pacarku *mantan (Yogi udah tau banyak tentang Aldi,
karna sejak lama aku udah cerita ke dia tentang Aldi).
“Tapi lu dengerin dong jangan main pes aja! Liat ke gue!”
“Iya gue main sambi dengerin elu kok, lanjut aja.”
“Ga mau, lu liat gue dulu.”
“Adduuuuh! Ya udah yaudah, apa?”
“Tapi lu janji ga ngetawain gue!”
“Gue udah mutusin Aldi…. Duh Gi, gue mau nangis niiih!”
“Iya! Gi, gw mau nangis, lu jangan ngetawain gue yaa.”
“Yaudah yaudah, lu nangis aja, santai aja” *Sambii senyum.
“Tukan lu malah senyum senyum ngeliat gue nangis.”
“Ga kok, lucu aja sih lu, udah pacaran 2 ½ taun malah diputusin,
trus lu yang mutusin malah elu yang nangis. Malu dong.”
“Ihhh! Elu mah malah ngatain gue! Ini serius ni!”
“Iya iya, trus elu kenapa mutusin dia sih? Kan lu kate dia baik
noh, kenapa diputusin?”
“Gue ga sanggup LDR terus terusan, Gi. Sejak gue SMA, kita cuma bisa
pacaran sembunyi sembunyi. Ga bisa pacaran kea orang normal lainnya. Gue bosen,
Gi! Gue muak sama semua orang disini yang selalu bikin gue iri ngeliat mereka
pacaran. Mereka seolah dengan sengaja bikin gue iri dengan ngumbar ngumbar
kemesraan keagitu. Seolah mereka ngetawain gue, ‘mana pacar lu? Punya pacar ga
sih? Kasian banget sih lu’. Gitu, Gi. Gue sebeeel.” *ngomong
sambil isak isakan
“Trus dianya sendiri gimana?”
“Sependengaran gue sih, tadi dia juga nangis kedengerannya. Dan dia
ga mau juga kalo kita putus. Dia sempat mau nolak, tapi gue tetep ga mau, Gi.
Gimana dong, Gi?”
“Ya udah berarti elu udah putus.”
“Tapi gue masih sayang sama dia, Gi! Gimana dong.”
“Ya mau gimana? Elu udah mutusin dia, elu ga mau LDR. Padahal dia
sendiri mau nungguin elu balik kan? Elu sih. Ga mau nahan dan ga mau juga nyoba
setia kea dia. “
“Hiks hiks, lu kenapa sih? Jadi sewot ke gue. Belain gue kek sekali
kali.”
“Trus gue mau belain apa? Orang elu yang mulai duluan kok. Ya gue
gimana mau ngibur elu. Gue saranin nyari cowo lain, tadi lu bilang lu masih
sayang sama mantan lu. Trus gue musti gimana lagi?“
“Yaudah deh, lu nangis aja yang puas. Nangis bisa ngurangi rasa
sedih lu kok, bisa ngebantu lu cepet tidur juga. Biar relax. Da ya, gue main
dulu. Ok. Selamat nangis sodaraku.“
Akhirnya aku mutusin untuk nangis dan ngurung diri di kamar. Aku
nangis sepuasnya sampai aku tertidur. Sesuai yang dibilangin Yogi, nangis bisa
ngurangi rasa sedihku dan buat aku sedikit lebih lega, karna sesaat aku lupa
akan masalahku.
Aku sendiri juga heran, kenapa aku juga bisa ikutan nangis,
padahal ini adalah keputusanku dan aku yang mau akan hal ini. Hhm kalo kata
temenku, mungkin kamu juga sebenrnya masih cinta banget sama dia, makanya
dilubuk hatiku yang paling dalam, ada rasa yang nolak akan keputusan ini. Dan
respon yang diberikannya buat aku adalah nangis ini. Mungkin.
Beberapa hari setelah tagal 12 Oktober itu, HPku sepi banget. Ga
ada sms ato pun misscal yang masuk ke hpku. Ada yang beda rasanya. Biasanya
tiap kali aku liat hp, pasti ada aja yang masuk ke hpku, dan pastinya dari
Aldi. Sekarang benar benar ga ada. Aku sendiri cukup canggung dengan suasana
baru ini. Tapi, mungkin ini hanya masalah waktu. Lambat laun aku akan mulai
terbiasa akan suasana yang seperti ini.
Sampai beberapa minggu setelah kejadian itu, aku mulai terkaget
kaget, karna Aldi mulai nge-sms aku lagi. Namun isi smsnya itu hanya memanggil
nama ku “Ra”. Dan sms ini sering sekali masuk ke HPku. Aku sendiri takut, kalo
kalo dia minta balikan. Aku masih belum siap untuk berhubungan jarak jauh lagi.
Maka dari itu, aku hanya mengabaikan sms sms itu.
Terkadang dia juga nge-sms aku, dengan menanyakan bagaimana
kabarku, atau menanyakan aku tentang kakiku yang terluka karna kena knalpot
panas (dia tahu dari status FBku), menyemangatiku ketika aku akan UAS dan
lainnya. Dalam hal ini aku membalas smsnya. Dan anehnya dia selalu menggantung
setiap sms balasanku. Maksudnya dia ga lagi balas smsku ketika aku udah
nungguin balasan sms nya. Ini benar benar menyebalkan.
Jujur aja, sejak aku disini ga sedikit cowo yang ngedekatin aku
(demi apapun juga, aku ga niat sombong). Ga temen seangkatan, kakak tingkat,
bahkan temen yang di Padang pun masih ada yang berusaha deketin aku.
Aku selalu opening kepada siapapun yang mau dekat denganku. tapi
ga tau kenapa, ada saja yang aku tidak suka dari mereka. Ada yang bego bahasa
inggris (sampai kalimat dasar pun ga tau), ada yang bau badan, ada yang matre,
ada yang kekanak kanakan, ada yang ngambekan, ada yang terlalu pendek untuk
ukuran cowo dan lain sebagainya. Aku sadar akan istilah ‘ga ada manusia yang
sempurna’. Tapi rasanya aku bener bener ga bisa untuk menerima mereka semua.
rasanya otakku yang masih bekerja normal menolak untuk menerima mereka semua.
Tapi disisi lain aku berpikir, mungkin aku ga bisa nerima mereka
karna aku udah terbiasa dengan Aldi yang hampir sempurna. Aku terbiasa dengan
cowo yang baik, yang setia, selalu ngalah, ga matre, yang selalu nurut ke aku,
yang lumayan lebih tinggi dari aku, pinter, baik, ga BB, dan lain sebagainya.
Makanya aku ga bisa nerima mereka dengan kekurangan itu. Aku udah dimanja
dengan ‘fasilitas’ yang diberikan oleh Aldi.
Hingga akhirnya aku bosan dengan semua cowo yang deketin aku.
Bosen dengan sikap mereka yang aku ga suka. Sampai akhirnya aku ngelanggar
prinsip yang aku bikin sendiri. Yaitu buka FB mantanku tanpa seijin dia (jujur
aja aku malu akan ini karna ini bukan hal yang aku suka, sementara aku sendiri
ngelarang Aldi untuk buka FB ku tanpa seijinku). Disana ga banyak yang aku
periksa, cuma sebatas chat chat annya dia aja. 90% aku kenal dan tau dengan
mereka yang diajakin chat sama Aldi, jadi aku ga terlalu mau tau apa yang
mereka bicarain. Tapi dadaku mendadak sesek banget liat ada 1 cewe yang chat
sama dia. Aku putuskan untuk ngebaca chat mereka.
Setelah baca chat itu, aku nyimpulin kalo Aldi itu suka sama cewe
itu! Aku ga tau kenapa, aku ga suka akan itu, dan ga tau kenapa rasanya dada ku
makin makin makin sesek. Jantungku debarnya makin kenceng. Aku ga suka sama
cewe itu (padahal dia ga ngapa ngapain).
Di chat itu, seolah Aldi berusaha ngedeketin itu cewe, salah satu
caranya dia gajakin cewe itu makan. Berdua! Di mall pula! Dan yang bayarin
Aldi!! Pake duit beasiswanya dia!!! Dan pake motor Aldi!! Jujur aja aku kesel!
Aku ga suka! Ini emang haknya Aldi untuk ngedeketin siapa aja setelah putus
dari aku, tapi aku ga suka, seolah aku ga terima kalo dia deket sama cewe lain.
Rasanya saat itu aku mau teriak sekuat kuatnya, sebagai respon
otakku yang ga terima akan kenyataan ini.
Aku tersiksa dengan rasa cemburu yang ga karuan ini. Apa sih ini!
Hak dia lah mau deket sama siapa aja yang dia suka. Sulit rasanya ngilangin
pikiran pikiran jorok yang selalu muter muter di kepala ini. Otakku
buntu! Rasanya aku pengen nelp dia dan minta dia supaya ngejauhi tu cewe!
AAArRrGggHh! STOP STUPID THINK!
Syukurnya, Beberapa hari setelah itu, aku mulai komunikasi sama
dia (aku lupa apa awalnya kita bisa smsan lagi dan siapa yang mulai ngesms).
Aku mulai ngedekatin diri lagi sama dia. Aku mulai becanda candaan
lagi sama dia. Syukurnya dia ngerespon dan ga terlalu ngejauh dari aku.
Saat smsan, kita sedikit demi sediit mulai ngebahas apa yang
selama ini terjadi dengan hubungan kita. Alasan aku sebenernya minta putus dan
sebagainya. Saat itu kita juga nyatain bahwasannya kita masih saling sayang dan
sebenrnya ga mau dipisahin sama stupid LDR ini. Ga
tau kenapa aku seneng banget dengan suasa baru ini, dimana aku mulai akrab lagi
sama dia. Dia selalu nyemangati aku buat UAS (hari hari UAS), ngingetin aku
buat belajar dan lainnya.
Di karenakan aku ga bisa mendem yang ngeganjel pikiranku, sedikit
demi sedikit aku bilang ke dia kalo aku kemaren ngebaca semua chat dia sama
cewe itu. Kurang lebih isi smsannya seperti ini.
“Ada yang mau aku bilangin, bang.”
“Tapi janji jagan marah, ya.”
“Maap banget, kemaren aku buka FB kamu, tanpa ijin kamu terlebih
dahulu dan baca semua chat kamu dengan ***k* ***vi***k*. maap banget
bang, aku malu banget, karna secara ga langsung aku udah langgar aturanku
sendiri, maap yaa, plis maap.”
“Lho?kok ga marah sih, bang?”
“Marah? kenapa harus marah? kan yang buka kamu.”
“Lah, harus marah dong, biasanya juga aku marah kalo kamu yang buka
FBku tanpa ijin. Marah dong bang, jangan gampang aja maapin aku.”
“Yaah, yauda deh, tapi aku mau nanya deh bang.”
“Kamu suka ya sama ***** itu?”
“HHmm, gimana ya, dibilang suka ya gimana ya, aku ga tau, tapi di
kampus temen cewe yang paling deket sama aku ya dia, gitu juga dia, temen cowo
nya yang paling deket sama dia ya aku.“
“Gpp, bagus dong, abang udah bisa lupain aku.”
“Jadi menerut kamu aku lebih milih dia dari pada kamu?”
“Ya kalo masalah pilihan, itu terserah kamu, bang. Kamukan cuma
temenan sama dia, ya udah gapapa toh. Kan cuma temen, aku ga ada hak buat
ngatur kamu buat berteman sama siapapun.“
“Kok kamu gitu sih? Kamu ga cemburu? Saat ini seharusnya kamu
ngeyakinin aku supaya aku bisa deket lagi sama kamu. Dan kita bisa barengan
lagi. Kamu yakin ga sama aku?”
Dan setelah itu kita hanya bisa nunggu waktu, agar bisa ngeyakini
diri masing masing akan pilihan kita, karna saat ini hal yang dulu misahin
kita, masih ada di depan mata dan itu masanya masih lama banget. Ga tau kapan
jarak itu akan hilang dan kita bisa bersama.
Selain chat bareng cewe itu, aku juga baca chat dia dengan temen 1
SMA dia (aku kenal dengan anak itu). Di chat itu dia (temen Aldi) ngejodo
jodohin Aldi dengan cewe itu. Tapi Aldi rada ga seneng dengan itu dan ngindar
dari pembicaraan itu.
Karna hal yang sama dengan diatas (penasaran), aku tanya lagi ke
dia lewat sms.
“Bang, aku mau nanya lagi, tapi sebelumnya aku minta maap lagi ya.”
“Nanya apa, Ra? Maap apa, Ra?”
“Maap karna aku baca chatan kamu dan aku mau nanya, temen temen kamu
siapa aja yang tau kalo kita udah ga pacaran?”
“Cuma si Romel, itu pun dia malah ngiranya kita putus sejak aku
kuliah, kenpa, Ra?”
“Ohh, gapapa, aku kemaren tu juga baca chatan kamu sama bang **n*.
aku kira dia tau kala kita putus, dia ngomongin si ****a kan”
“Ga kok, ga cemburu, kan abang sama dia cuma temenan aja, ngapain
cemburu”
“Duuh! Kok kamu ga cemburu sih? Kalo aku jadi kamu, aku
pasti cemburu dan marah.”
“Ya udah sih, gamasalah, kan kamu juga cuma temenan to. Lagiankan
mereka juga ga tau kalo kita pacaran. Soalnya juga hubungan kita ga di publish,
cotohnya aja bang Romel ngira kita udah putus sejak lama. Benerkan?”
“Ya deh, eh, berarti kamu ngangap kita udah pacaran lagi ya? Hhm,
tapi tar dulu deh, aku mau nembak kamu lagi secara langsung kalo kamu udah
nyampe sini, janji ya bakal pulang”
“Insya Allah aku pulang. Hhm, ngomong ngomong kalo aku pulang apa
yang mau kamu lakuin ke aku?”
“Hhm, apa
ya? Aku bakal meluk kamu, kenceng banget! Dan ga akan aku lepasin”
“Oalaaah, sesek dong haha, berarti ga bisa balik lagi ke Jogja
haha.”
“Biarin, supaya kamu selalu deket aku. Kalo kamu apa yang mau kamu
lakuin kalo pulang?”
“Hhm, apa ya? Aku mau ketemu sama seluruh keluargaku di Pariaman,
Bukittinggi, Pekan Baru, tapi aku mau ke Pariaman dulu, ketemua orang orang
disana, ke SMA 1, trus ngeliat tulisan yang kita tulis di tembok sekolah
(tulisan 24-04-2010~boombink, di tulis di tiang sekolah tepat disamping aku
nungguin Aldi, waktu dia mau nembak aku dan aku nerima dia kita tulis sebelum
Aldi ninggalin SMA 1), ketemu Neneng sama Alva dan temen lainnya. Jalan jalan
sore, ke Pantainya. Jogging, dan kalo bisa dan kalo boleh, aku mau ketemu sama
cowo paling oon yang sekarang kuliah di tekn Sipil Unand.”
“Tar kalo ketemu aku diajakin jalan jalan kek sama motor nya.”
"Haha, boleh boleh, tapi aku ga tau sih tempat jalan yang
bagus."
“Yaaaah, percuma aja dong punya motor tapi ga tau tempat yang bagus
bagus, Tanya Tanya ke temen temen aja. Mulai sekarang, coba coba tanya tempat
yang bagus, jadi tar ga bingung lagi waktu boncengin aku. Hahahahaha.”
“Eh, 1 lagi, kalo bisa, tar waktu aku libur semester, trus kamu udah
mulai kuliah, aku mau dong ikutan kuliah bareng kamu. Boleh ya.”
“Hahaha, mau ngapain kamu di kelas aku?”
“Ya ga ngapa ngapain sih, Cuma mau ngerasain aja gimana sekelas sama
kamu dan pengen tau cara belajar anak tekn itu kea gimana. Hehe.”
“Tapi nanti aku duduknya deket kamu ya.”
“Gimana ya, biasanya kalo dikelas itu yang cewe ya duduknya sama
cewe, duduknya berkelompok gitu, gitu juga kalo cowo.“
“Oh, yaudah gampang, tar aku duduknya di kelompok cewe yang paling
ujung, kamu juga, tar duduknya di kelompok cowo yang paling ujung. Ok.”
“Haha, ok, tapi kenapa musti deket aku sih?”
“Ya biar tar kalo dosennya nanya nanya aku, aku bisa nyolek kamu
trus kamu yang ngasih jawabannya ke aku, hehe.“
“Hahaha, ada ada aja kamu mah. Tapi sama aja sih kalo belajar
teori, biasa aja, sama kea kelas kelas lain. kalo maucoba kelas tekn yang
sebenrnya, itu kamu musti ikutan prakteknya. Haha.”
“Oh! Ok, aku ikutan praktek bareng kamu ajaaa.”
“Yeee! Ga bisa lah, kan kamu ga punya baju prakteknya.“
Banyak banget sms lainnya yang selalu bikin aku terpana. Ga tau
kenapa aku betah banget smsan lagi sama dia dan gitu juga dia. Hampir tiap
permulaan sms, dia mulu yang sms aku duluan, aku seneng dengan suasana baru
ini. Hati, otak dan pikiran ku berasa fresh dan seluruh yang ada di dalam
diriku itu semangat banget untuk ngejalani hari hari ini. Mungkin bagi yang
baca, yang barusan kedengeran alay dan lebay banget, tapi ini lah yang aku
rasain saat itu. Dan aku ga mau part of my life ini hilang
lagi dari hidup ku.
Secara garis besar, hubungan kita udah kea orang pacaran lagi.
Cuma status aja yang belom diperbaiki. Aku sama dia udah kea orang pacaran lagi
dan kita sama sama ngejaga hubungan yang baik ini.
Malam itu, setelah pulang kerja, aku ga langsung pulang. Aku ke
kosan temenku yang deket kampus buat ngejemput laptop dan barang ku lainnya
yang tadi aku titipin di kamar mereka. Kebetulan kita semua laper, jadi kita
sekalian keluar nyari makan. Waktu makan, tiba tiba kakakku nelp dan
bilang kalo FB nya dibajak sama orang yang ga dikenal dan FB nya ga bisa
dibuka. Dia minta tolong aku buat bikini email dan FB baru. Pokoknya dia maksa
banget musti malem ini dan keanya dia ga mikir betapa capeknya aku malem itu.
Aku meng-iya-kan permintaan dia dan akhirnya sehabis makan, aku
dan temen temenku ke kampus buat wifian dan bantuin aku buat bikin FB baru
kakakku.
Singkat cerita aku keasyikan wifian malam itu dengan temen
temenku.
Aldi tau kalo aku ke kampus malem malem. Dia ga suka, dan nyuruh
aku buat cepet cepet nyelesein permintaan kakakku dan langsung pulang. Wajar
aja, soalnya udah malem banget jam segitu masih di kampus. Aku keasyikan
wifian. Akhirnya aku bajak FB nya dia dan bikin status yang ga mungkin banget
seorang Aldi bikin status itu.
Aku bilangin ke dia kalo aku bikin status di FB dia. Awalnya
responya biasa aja, cuma nge sms ketawa aja. Trus aku balik nanya, “gapapakan
aku bikin stutus itu?”. Ga taunya dia balas smsku dan bilang ini, “Hhm gimana
ya, keanya ga usah dulu deh bikin status keagitu, Ra.”
Aku langsung ngambek karana dia bales smsku keagitu. Itu kan
berarti dia belum siap untuk orang orang termasuk temen temennya tau tentang
aku dan dia (sayangnya aku lupa status yang aku buat waktu itu, pokonya itu
status tentang kita dan bilangin kalo kita itu deket dan bakal barengan
lagi~dalam bahasa Inggris).
Aku balas smsnya gini, “yaudah aku hapus statusnya.” Dan
tanggapannya itu tetep datar, dan dia malah balik buat nyuruh aku buru buru
pulang. Karna aku masih nagmbek dan BT sama dia, aku makin males pulang dan
suassana hatiku mendadak berubah. Aku malah mikir, apa dia takut ketauan sama
si ***k* kalo dia ada hubungan sama aku? Apa segitu berhargnya cewe itu sampai
sampai dia ga mau cewe itu terluka karna tau akan status yang aku buat ini.
Gataulah, pokoknya malam itu aku BT banget sama dia dan aku
ngambek sama dia. Dan keanya dia juga ga peduli sama keadaan aku yang udah
ngambek ini. Dia tetep aja ngebahas tentang kapan aku mau pulang dan sampai di
rumah. Dia ga kawatir apa sama perasaan aku yang lagi cemburu banget?
Paginya, aku nekat sms dia. Tapi dia ga bales. Trus aku sms lagi,
tapi tetep ga di bales. Aku nekat aja sms dia dan langsung tembak, “oh! Aku tau,
kamu ga maukan si ***k* itu tau kalo kamu ada hubungan sama aku, makanya kamu
nyuruh aku buat ngapus status yang aku buat semalem. Bilang aja lah kalo kamu
ga suka. Aku ngerti kok!”
Lamaaaa banget dia baru bals sms ku. Dan Cuma bilang, “maap, Ra,
aku belom siap untuk semua ini. Maap ya”
Apa apaan sih ni? lebay banget smsnya. Aku ga ngerti sama jalan
pikirannya sekarang. Firasatkku bilang, mungkin ada hal buruk yang akn terjadi.
Dan aku ga mau hal buruk itu terjadi lagi. Untuk itu, kali ini aku ngalah dan
coba untuk ngeluapain masalah ini. Jujur aja, rasanya berat banget ngelupain
masalah yang belum selese gini. OK! Aku coba supaya aku ga nyesel lagi akan
keputusanku.
Beberapa hari berikutnya aku coba sms dia seolah ga terjadi apa
apa. Aku Tanya kabar dan lagi apa (kuno banget). And, do you know
what happen? Dia ga bales smsku! Apa apaan ini?
Dia baru bales smsku malemnya dan seperti biasa bilang maap, karna
baru bales dan bilang kalo tadi itu dia pratikum dsb. Yaa, aku bisa terima
takdirnya sebagai anak Tekn yang super sibuk dengan segala aktivitasnya.
Sedikit demi sedikit, komunikasi kita mulai memudar. Dia ga lagi
sms aku duluan. Aku merasa ada yang aneh dan mengganjal disini. Tapi ga tau itu
apa. Sesekali aku coba untuk mulai sms duluan, dan tetep aja ga dibales dan
baru dibalesnya waktu udah malem dan isinya sama dengan sms sebelumnya. Aku
coba ngerti kalo dia anak tekn, tapi ini ga pernah terjadi sebelmnya. Dulu,
apapun yang terjadi, walopun dia sibuk, ga ada pulsa, batre abis, dan lain
sebagainya, dia pasti usaha buat bales sms aku dan langsung bilang, “Ra, maap
ya, aku lagi ….. jadi ga bisa sms dulu ya, nanti klao udah selesai, aku sms
lagi.” Apaaaaapun keadaannya.,
Saat ini aku bahkan seperti ‘pengemis’ sms. Terkadang mikirin apa
yang bakal bikin dia bales smsku dan kita bisa smsan lagi. Tapi sama aja. Aku
udah ngelakuin itu, tapi dia tetepa aja ga ngebales smsku dan aku kembali sebel
sama dia.
Sampai aku bener bener kebelet pengen nanya sesuatu sama dia
(untuk keperluan blog ini). Aku sms dia dan dia ga bales smsku. Sebel banget,
padahal ini tu bener bener penting. Aku sampai bela belain beli kartu baru yang
sama operator denga dia (ini hal yang bener bener tabu buat aku, beli kartu
baru supaya bisa telponan sama orang yang ‘bukan siapa siapa’ ku). Tapi tetep
aja, dia ga ngangkat telponku.
Sebelnya lagi, dia malah non aktifin HPnya. Jadi setalah
panggilang pertama dianggurin sama dia, waktu aku panggil lagi, ternyata HP nya
di matiin. Kesel ga tu? Dan bayangin aja, aku 2 kali digituin sama dia! Siapa
yang ga kesel digituin! Akhirnya aku sebel dan sms dia, ini isinya (sms sudah
di translet ke bahasa Indonesia yang baik dan benar)
“aseem!! Bang! Kamu ga usah GR banget sih! Aku nelp cuma karna ada
yang mau aku tanyain aja! Kalo ini yang kamu mau, ya udah terserah kamu! Ra ga
akan ngubungi abang lagi! 1 hal buat kamu! Kamu pengecut! Ga berani menghadapi
apa yang seharusnya kamu hadapi! Untuk kamu ketahui, mulai malam ini, cincin
dari kamu yang dari dulu aku pakai, udah aku lepasin, semoga kamu
bahagia sama pacar baru kamu itu! Makasih untuk semuanya!”
Dan sejak saat itu, aku nepatin janjiku. Aku ga lagi ngubungi dia
dan ga bakal buka FB dia lagi. Syukurnya sampai sekarang (24 feb 2013), aku
bisa ngelaksanain janji ku dan aku cukup tegar dalam menghadapi ini. Kuatkan
aku, Tuhan.
Saat ulang tahun dia yang kemaren (2012), aku udah ada rencana mau
ngasih dia kado yang special (waktu itu aku belom putus). Menjelang ulang
tahunnya, aku mikirin, apa kado yang pantas buat dia, tapi aku mau yang ada
hubungannya dengan jurusan yang aku ambil saat ini. Setelah konsul sana sini,
aku jadi dapet ide, dan aku mutusin buat bikin video stop motion.
Cukup banyak yang aku dan temen temenku lakuin supaya bisa
nyelesein video ini tepat waktu. Untuk buat video ini, aku minjem kamera DSLR
dan tripot ke temenku. Dalam bikin video ini, aku ga setengah setengah, mulai
dari alat dan bahannya, aku beli sendiri pake uangku dan aku bikin semua
propertinya sendiri. Capek dan mepet sih waktunya. Tapi malam ini (28 feb,
01.34) videonya selese. Alhamdulillah banget lah.
Menegnai pemberian terakhir ini, aku akan nyeritain apa apa aja
yang aku kirimkan ke dia.
Cukup banyak barang yang aku kirim ke dia, aku sampai bikin 1 box
khusus buat nempatin barang barang ini.
Dalam kotak itu, ada sebuah surat. Hhm, agak melankolis sih, tapi
cuma ini media yang bisa bantuin aku supaya bisa nyampein apa yang mau aku
sampein ke dia. Isinya penjelasan tentang barang barang yang aku kirimin itu.
Check this out !
Assalamualaikum, bang … J
Aku ga tau musti mulai dari mana. Yang jelas
tulisan ini akan mewakili barang barang yang dibawain sama Alva.
Keanya bakal ada beberapa point disini yang
mau aku omongin. Check this out! :P
1. Pertama aku mau terima kasih banget, karna
uddah mau nerima bingkisan ini. Jujur aja aku takut banget kamu ga mau nerima
ini dan kamu tau? Aku udah mikir macem macem. Aku sempat mikir kamu nolak ini
dari Alva, atau awalnya kamu terima, trus langsung kamu buang tanpa kamu liat dulu
isinya, atau langsung kamu bakar! ‘bad dream L’. But, thank you so much that have accept
this J
2. Aku ga ngerti kenapa kamu ga mau lagi balas
sms ku dang a mau ngangkat telp dari ku (bahkan non aktifin tlp waktu aku telp
kamu lagi L),
setelah kita sepakat buat baikan lagi. Kamu Cuma bilang kalo kamu ga siap buat
ngomong sama aku. Emang aku mau ngapain sih? Sampai ga siap segala à mungkin kamu lagi sibuk banget ya, sampai
sampai aku juga ga bisa/ga boleh nyita sedikit waktu kamu.
3. Dalam kotak ini ada duit Rp. 100.000, 00 J, masih inget ga, kemaren waktu di Padang,
aku minjem uang kamu, karna kak Anggia minta beliin KFC. Nah, kan duitnya belom
aku balikin. Aku rasa, sekarang udah saatnya untuk ngebalikinnya (pake
salleryku lho J).
Walopun dulu kita sepakat buat ngelupain ini, tapi jujur aja, aku ga bisa bang.
Plis, terma uang ini, jangan dibalikin ya J.
4.
Ada
miniature Borobudur juga. Aku ga tau juga kenapa mau banget beliin kamu ini
bang. Padahalkan Borobudur adanya di Magelang, bukan di Jogja. Tapi ya udalah,
aku kepengen aja beliin kamu sesuatu yang aku anggap unik, menarik dan baru
dalam hidup aku. Aku harap, suatu saat kita bisa kesini ya, kita bedua :D.
5.
Itu ada
miniature lagi. Aku ga tau namanya apa. Aku ketemu itu di Malioboro. Unik sih,
lucu, makanya aku beli. Semoga kamu suka ya. à
kata temen ku, itu alat music tradisional Jawa, namanya Kecapi J.
6.
Itujuga
ada CD bang. Mungkin yang ini agak cetar ya. Dari pada kamu kaget, mending aku
certain dulu aja ya.
Di dalam CD itu ada video stop motion. Isinya
tentang … apa ya? Pokoknya diadalamnya ada ucapan HBD buat kamu. Aku buat ini
sebagai hadiah ulang tahun mu yang di tahun 2012 kemaren.
Aku seneng banget ngasih orang yang aku
saying Aku seneng banget ngasih orang yang aku sayang, haia/hal hal yang unik
dan ga biasa. Jadi semenjak kuliah di MMTC (hamper dekat dengan tanggal ulang
tahun mu), aku udah mikir mikir, apa ya yang unik dan bagus buat di kasiin buat
si Oon. Akhirnya dapet ide deh.
1 lagi, maap bangt ya, kalo kamu ga suka sama
yang ada di video ini. Pra productionnya udah dikerjain sebelum kita putus dan
udah di produksi sebagian. Jadi kalo ngulang dari awal, keanya bakal lebih lama
lagi deh. Maap ya. Hhm, untuk CD ini, kalo kamu ga suka boleh kamu buang kok.
Hhehehehe. But I still hope and wish you like it :’).
7.
Semoga
kamu masih ingat dengan kotak hitam kecil ini. Maap banget, aku udah ngelanggar
janji ku. Dulu aku udah janji dengan diriku sendiri, kalo aku ga akan
ngelepasin cincin ini sampai kapanpun (bahkan setelah kita putus, aku tetap
pakai cincin ini). Tapi malam itu, aku bener bener kesel sama kamu dan aku
putusin buat ngelepasin cincin itu.
Aku kecewa ssama kamu. Dulu kamu nyuruh aku
buat ngeyakinin kamu disaat aku belum bener bener yakin dengan kamu. Tapi
setelah aku yakin dn aku coba buat ngeyakinin kamu, kamu malah menghilang gitu
aja dan ninggalin aku tanpa alasan yang jelas.
Aku ga bisa megang/nyimpen cincin ini lagi,
sampai kamu bener bener yakin dengan aku, dan kamu boleh masangin lagi cincin
ini J.
Tapi kalo ga yakin yakin ya gapapa sih :P
dilupain aja.
8.
Yang
dipoint ini, ga ada di dalam kotak ini, adanya di blog ku, aku nulis dan udah
di Post di blog ku. Isinya, tentang kamu, dari awal kita kenal sampai saat ini
(yakali). Hhm kalo kamu ga suka, kamu boleh ga liat, tapi kalo kamu mau liat,
aku kasi tau alamatnya nanti.
Oiya,
tar kalo kamu liat jangan marah ya, aku nulisnya seinget yang mampu aku inget
dan moga moga aja yang aku ingat itu bener :D. tau sendiri aku pelupa berat.
Keanya
itu aja yang bisa aku kasi ke kamu saat ini. Aku tetap berhara kamu suka dan
mau nyimpen semua ini. Tapi ya kalo ga mau ya gapapa. Terserah kamu, mau apa
apain barang barang ini. Aku ga akan maksa kamu
Kapan
kapan kalo aku liat barang yang bagus lagi, aku pasti inget kamu kok J.
Blog: yoraharzaviona.blogspot.com
Itu lah
isi dari surat ku yang lumayan melankolis.
Kisahku
bersama Aldi sampai disini. Untuk saat ini belom ada kelanjutan atau kisah yang
baru antara kita. Yah, karna itu, karna kita udah ga ada lagi komunikasi sama
sekali. Aku hanya bisa berdoa dan berharap, semoga dia baik baik aja disana,
dan jika baca blog ini, aku cuma mau bilang, “yang semangat yah, kuliahnya,
biar bisa dapet IP tertinggi terus, Hhm, ga usah khawatirin aku, aku insya
allah baik disini, dan saat ini aku berada dilingkungan yang tepat. Diantara
keluaga dan teman teman yang menyayangiku. Semoga kamu seneng ya dengan hadiah
yang aku kasih, dan semoga kamu bahagia disana dengan kehidupan baru mu. Aku
sayang kamu".
Terakhir,
dikesempatan ini aku mau ngucapin terima kasih banget yang gedddddeeeeeee
banget buat Ditha dan Alfi yang udah ngelakuin banyak banget pengorbanan buat
aku dalam pengerjaan video ini. Mulai dari begadang, bangun pagi pagi, aku atur
atur, sampai keujanan buat nganter aku belajar bahasa isyarat, sampai
nyemangati aku saat premire ku mendadak error. Love you girl.
Makasih
juga buat Alva yang udah mau jadi ibu pos yang nganter titipanku buat Aldi.
Kalo ga ada kamu, ga tau deh, kapan mau aku kasih ini kado. Buat Neneng juga,
makasih udah selalu doain aku yaah.